Liputan6.com, Jakarta - Meski baru bergabung menjadi badan usaha milik negara (BUMN) sejak April 2014, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) mencatat kinerja yang signifikan pada tahun lalu.
Sebagai produsen aluminium ingot satu-satunya di Indonesia, Inalum berhasil memperoleh laba dua kali lipat dibanding tahun fiskal sebelumnya.
"Peningkatan kinerja didukung oleh kondisi operasi yang aman dan terkendali dengan tinggi muka air Danau Toba pada level 904,36 mdpl pada akhir Desember 2014 dan rata-rata mengoperasikan 501 dari 510 unit tungku peleburan yang dimiliki," papar Direktur Utama Inalum Winardi, Selasa (26/5/2015).
Pada tahun 2014, produksi Aluminium batangan mencapai 199.692 ton, naik 4,1 persen dibandingkan produksi 190.363 ton pada periode yang sama di tahun 2013.
Harga Aluminium batangan yang cenderung menguat selama tahun 2014 juga mendorong perusahaan pelat merah ini memperoleh laba bersih sebesar US$ 128,7 juta atau setara dengan Rp 1,7 triliun (kurs Rp 13.217 per dolar AS) atau meningkat secara signifikan 201 persen dari US$ 64 juta (setelah restatement) pada tahun fiskal 2013.
Â
Dari sisi penjualan aluminium batangan, pasar domestik menyerap sebesar 142.925 ton (71,5 persen), meningkat sekitar 171 persen lebih dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013 yang hanya sebesar 83.362 ton.
Sedangkan ekspor Aluminium batangan mencapai 57 ribu ton (28,5 persen) atau turun sebesar 47 persen dibandingkan ekspor tahun lalu, yang saat itu masih berstatus sebagai Perusahaan Modal Asing (PMA) yaitu sebesar 107.001 ton.
"Peningkatan penjualan pada pasar domestik menunjukkan keseriusan PT Inalum (Persero) untuk turut mengembangkan industri hilir Aluminium di Indonesia," tegas Winardi.
Â
Dari sisi kontribusi terhadap negara, atas arahan dari pemegang saham, pada Desember 2014, PT Inalum (Persero) juga telah melakukan penyetoran tambahan atas dividen tahun fiskal 2013 sebesar ekuivalen US$ 10 juta dan dividen interim untuk tahun buku 2014 sebesar US$ 90 juta kepada pemerintah Indonesia. (Yas/Ndw)