Di Akhir Pekan, Rupiah Kembali Melemah ke 13.300 per Dolar AS

Bersama mata uang Asia lainnya, rupiah kembali melemah ke kisaran 13.300 per dolar AS di akhir pekan ini.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 12 Jun 2015, 11:29 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2015, 11:29 WIB
Ilustrasi Rupiah Turun
Ilustrasi Rupiah Turun (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar mata uang Asia kembali melemah dalam sepekan terakhir setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan perbaikan dan membuat para analis dan ekonomi yakin bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan segera menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Bersama mata uang lain di Asia, rupiah kembali melemah ke kisaran 13.300 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Jumat (12/6/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah melemah ke level 13.317 per dolar AS. Pada perdagangan sehari sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di level ke 13.292 per dolar AS.

Data valuta asing Bloomberg, mencatat nilai tukar rupiah melemah 0,05 persen ke level 13.329 per dolar AS. Rupiah bahkan sempat menyentuh level 13.332 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:59 waktu Jakarta.

Sejak awal pembukaan perdagangan hari ini, rupiah tampak berfluktuasi melemah dan berkutat di kisaran 13.293 per dolar AS hingga 13.332 per dolar AS. Rupiah juga telah menunjukkan tanda-tanda pelemahan setelah ditutup di level 13.322 per dolar AS pada perdagangan kemarin.

Akhir pekan ini, data penjualan ritel AS yang positif kembali membuat nilai tukar dolar AS semakin perkasa. Sementara itu gagalnya ketercapaian kesepakatan antara IMF dan Yunani telah menjadi tenaga tambahan yang mendorong penguatan dolar AS terhadap beberapa mata uang lain.

"Efek peningkatan risiko global akibat masalah utang Yunani serta data ekonomi AS yang meningkatkan harapan kenaikan suku bunga The Fed meningkatkan permintaan dolar AS," terang Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta.

Hingga perdagangan hari ini, Rangga mengatakan tekanan pelemahan belum hilang meskipun rupiah sempat menguat ke kisaran 13.200 pada perdagangan sebelumnya. Selain akibat permintaan dolar yang meningkat, aksi jual baik di pasar saham dan SUN juga ikut mendorong pelemahan rupiah. "Rupiah berpeluang melemah pada perdagangan hari ini," tandasnya.

Namun memang, Rangga mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah tidak akan terlalu tinggi karena Bank Indonesia (BI) akan terus-menerus melakukan intervensi untuk menahan volatilitas rupiah.

Selain faktor dari luar, ada juga beberapa faktor dari dalam negeri yang membuat rupiah terus melemah. Tingginya angka impor selama ini menjadi penekan nilai tukar rupiah. Selain itu, sinyal-sinyal pelemahan pertumbuhan ekonomi nasional juga membuat pelaku pasar berancang-ancang untuk menarik investasinya. (Sis/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya