Di Negara Ini, Uang Tunai Bisa Jadi Barang Langka

Pemerintah Yunani menetapkan pengetatan moneter termasuk penutupan bank dan pemberlakuan larangan transfer uang di negaranya

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 01 Jul 2015, 01:33 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2015, 01:33 WIB
Tetradrachm, mata uang Yunani kuno
Tetradrachm, mata uang Yunani kuno

Liputan6.com, Frankfurt - Pemerintah Yunani menetapkan pengetatan moneter termasuk penutupan bank dan pemberlakuan larangan transfer uang guna menghadapi referendum atas utangnya yang akan digelar pada 5 Juli. Langkah ini mungkin dapat menghentikan `pendarahan` pada sistem finansial keuangan, tapi justru membuatnya menjadi semakin sulit dipulihkan.

Melansir laman New York Times, Rabu (1/7/2015), dengan membatasi penarikan uang menjadi senilai 60 euro per hari bagi warga domestik, dan memberlakukan pembatasan pembayaran atau transfer uang ke luar ngeri, pemerintah akan melambatkan perputaran uang yang dapat mengancam bank-bank di Yunani.

Namun pembatasan tersebut akan mengganggu fungsi ekonomi Yunani, yang sudah berantakan setelah lima tahun krisis. Warga Yunani kemungkinan akan menghadapi kelangkaan uang tunai untuk membeli barang-barang di toko.

Kondisi tersebut akan mendorong semakin banyak orang berhenti memutar bisnis pertokoannya. Sementara para pemasok asing lebih suka mendapatkan uang tunai dari perusahaan-perusahaan Yunani, yang akan tertekan dan sulit mengabulkan hal tersebut.

Beberapa analis dan investor mengatakan, larangan transfer uang dapat mengantarkan Yunani keluar dari zona euro dan kembali mengenalkan mata uang lamanya yang saat ini sangat lemah terhadap dolar AS, drachma.

"Sementara Anda tak memiliki sistem pembayaran, para pengusaha berjuang dengan sangat keras mempertahankan bisnisnya. Pandangan saya, Yunani dapat keluar dari zona euro lebih cepat dari yang pernah dibayangkan siapapun," terang Head of Global Macro Research di Oxford Economics, London, Gabriel Sterne.

Saat ini banyak pengusaha mulai kehabisan uang tunai untuk membeli pasokan barang di tokonya. Sementara pemerintah melarang pembelian barang dengan menggunakan kartu kredit atau debit.

Tertekan dengan permainan moneter pemerintah, sebagian warga Yunani mengaku akan menerima syarat yang diminta kreditor Yunani pada referendum yang akan digelar pada Minggu pekan ini.

"Pilihan iya akan menghadirkan dua pilihan buruk. Saya tak bisa bayangkan mimpi buruk seperti apa yang akan melanda Yunani jika skenarionya kembali ke mata uang drachma," kata salah seorang warga Yunani.

Sementara sejumlah bankir merasa khawatir dengan keputusan pemerintah Yunani untuk tidak membatasi penarikan uang bagi pemilik rekening asing. Pasalnya, dengan penarikan uang dari kartu rekening asing yang tidak dibatasi, maka Yunani akan segera kehabisan uang tunai yang tersedia.

Saat itu terjadi, bank-bank di Yunani bisa kehabisan uang tunai. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya