Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha dalam negeri menanti keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan pergantian susunan kabinet atau reshuffle. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, reshuffle ini diperlukan jika melihat belum adanya tanda-tanda perbaikan kondisi ekonomi Indonesia.
"Melihat pertumbuhan ekonomi saat ini, reshuffle ini kami perlukan dan dinanti," ujarnya di Wisma Elang Laut, Jakarta, Senin (6/7/2015).
Dia menjelaskan, dalam tim ekonomi pemerintah, belum terlihat adanya sosok yang mampu memimpin tim untuk perbaikan kondisi ekonomi. "Ke depan kita perlu leadership yang lebih terlihat. Karena kadang kita tidak lihat ini dalam tim ekonomi itu," lanjutnya.
Akibat tidak ada yang mampu memimpin tim ekonomi, masing-masing menteri di sektor ekonomi terkesan membuat aturan yang justru saling tumpang tindih dengan kementerian lain.
"Kebijakanya yang dibuat masing-masing kementerian sifatnya adhoc. Semua bikin kebijakan dan tidak terintegrasi. Masing-masing keluarkan kebijakan untuk sektornya tapi berdampak buruk ke sektor lain. Ego sektoralnya masih ada," kata dia.
Salah satu kebijakan yang dianggap memberikan dampak negatif bagi sektor lain seperti soal larangan ekspor mineral mentah. Kebijakan ini tidak didukung oleh kebijakan di sektor lain sehingga kita diterapkan berdampak negatif bagi ekspor Indonesia.
"Misalnya pelarangan ekspor mineral harus dibarengi kesiapan perusahaan bangun smelter, sehingga ketika berlaku tidak ada dampak negatifnya, kita tidak rugi dalam ekspor. Ketika dibuat aturan ini, tidak ada kebijakan pendukungnya. Akibatnya kita jadi rugi dua kali," jelasnya.
Menurut Suryo yang paling bertanggungjawab akan hal ini seharusnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Seharusnya kementerian ini bisa mensingkronkan segala kebijakan yang dibuat oleh masing-masing kementerian dibawahnya.
"Tim ekonomi seharusnya memberikan dampak positif pada pasar. Ke depan kita usulkan agar lebih singkron. Semua harus melalui satu pintu. Misalnya semua kebijakan harus melalui kantor Menko, dikaji dulu, nanti dia (Menko Perekonomian) yang validasi. Jangan keluarkan kebijakan tanpa ada kajian yang mendalam," tandasnya.
Ego Sektoral Masih Terlihat Antar Kementerian
Salah satu kebijakan yang dianggap memberikan dampak negatif bagi sektor lain seperti soal larangan ekspor mineral mentah.
diperbarui 06 Jul 2015, 21:39 WIBDiterbitkan 06 Jul 2015, 21:39 WIB
Suasana Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/4/2015). Agenda tersebut membahas RKP 2016 dan pengarahan kepada menteri kabinet kerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jangan Remehkan Genangan Air, Simak Dulu Tipsnya sebelum Melibas dengan Aman
Venezuela Bebaskan 6 Warga AS Usai Pertemuan Maduro dan Utusan Trump
Top 3: Dolar AS Mendadak ke Rp 8.170 di Google Finance, Ini Tanggapan Bank Indonesia
Inilah 5 Makanan di Sekitar Kita yang Bisa Turunkan Kolesterol
Prediksi Liga Inggris Arsenal vs Manchester City: Tensi Panas di Emirates Stadium
Gitaris Sepultura Masih Berharap Adik Kakak Igor dan Max Cavalera Ikut Reuni dalam Konser Penutup Tur Mereka
Resep Bumbu Ikan Bakar Spesial: Panduan Lengkap untuk Hidangan Lezat
BMKG Ingatkan Jawa Barat Potensi Hujan Esktrem pada 2-7 Februari 2025
DPR: Revisi UU BUMN Disahkan di Paripurna Selasa 4 Februari 2025
Menjaga Cita Rasa Menu Makan Bergizi Gratis, Makanannya Harus Enak Selain Kaya Nutrisi
2 Cara agar Pahala Sedekah Mengalir ke Orang Tua yang Sudah Meninggal, Penjelasan Buya Yahya
Harga Kripto 2 Februari 2025: Bitcoin dan Altcoin Utama Terkoreksi