Menurut Gus Baha Orang Tidak Ikhlas Beramal Itu Aneh, Alasannya Menohok

Gus Baha menegaskan, banyak orang tidak sadar bahwa ketidakikhlasan mereka sebenarnya lahir dari ilusi bahwa segala sesuatu adalah milik pribadi, padahal semuanya hanyalah titipan dari Allah.

oleh Liputan6.com Diperbarui 16 Apr 2025, 13:30 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2025, 13:30 WIB
Gus Baha (TikTok)
Gus Baha (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ikhlas kerap dianggap sulit, namun menurut Gus Baha, justru sebaliknya. Tidak ikhlas dalam beramal atau memberi justru merupakan keanehan yang patut dipertanyakan dalam nalar keimanan.

Pandangan tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha.

Dengan gaya tutur khas yang menyejukkan namun menggelitik logika, Gus Baha mengajak para jemaahnya untuk merenungi kembali makna kepemilikan sejati dan sumber dari segala yang dimiliki manusia.

Menurut Gus Baha, jika seseorang benar-benar menyadari bahwa ilmu, harta, dan tenaga adalah milik Allah, maka tidak ada alasan untuk merasa berat hati dalam berbagi atau memberi.

Dilihat dari tayangan video di kanal YouTube @Menikmatihalal, Selasa (15/04/2025), Gus Baha menegaskan, banyak orang tidak sadar bahwa ketidakikhlasan mereka sebenarnya lahir dari ilusi bahwa segala sesuatu adalah milik pribadi, padahal semuanya hanyalah titipan dari Allah.

"Kalau kamu yakin ilmu itu milik Allah, ngasihkannya juga ikhlas. Ikhlas itu gampang," kata Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Semua Milik Allah SWT

ciri-ciri azab allah
Ilustrasi belajar ikhlas ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Ia mencontohkan sikap orang-orang yang merasa berat berbagi ilmu atau harta, karena merasa memiliki sepenuhnya sesuatu yang pada hakikatnya hanyalah titipan.

"Uang milik Allah, energi kita milik Allah, bumi milik Allah. Lalu kamu merasa memiliki itu aneh," lanjut Gus Baha dengan nada santai namun penuh makna.

Santri Mbah Moen ini mengkritisi pandangan yang menganggap ikhlas itu sulit, padahal akar dari masalahnya adalah rasa kepemilikan yang salah terhadap sesuatu yang bukan hak mutlak manusia.

Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa merasa memiliki dalam ilmu tasawuf justru merupakan bentuk kesalahan awal yang mendasar dalam laku spiritual.

"Merasa memiliki itu kalau dalam tasawuf sudah kesalahan. Bagaimana kamu punya sesuatu yang kamu sendiri tidak bisa menciptakannya?" tanya Gus Baha menyentil logika.

Ia pun memberikan ilustrasi yang sederhana namun tajam, terkait kepemilikan tanah yang sering dibanggakan orang sebagai miliknya sendiri.

"Tanah itu kamu bilang milikmu, karena kamu beli dari orang lain. Tapi apakah kamu pernah beli langsung dari Allah? Kan tidak," ungkap Gus Baha.

Pernyataan tersebut mengundang renungan bahwa sistem jual beli manusia sebenarnya hanya berlangsung di antara sesama makhluk, bukan langsung dengan Sang Pencipta.

Dengan cara berpikir seperti itu, kata Gus Baha, seseorang akan lebih mudah melepaskan egonya dan berbuat ikhlas tanpa pamrih duniawi.

Menurutnya, orang yang tidak ikhlas justru menunjukkan ketidaktahuan tentang asal muasal segala kenikmatan yang ia miliki selama hidup.

 

Jika Sudah Seperti Itu Bakal Ringan

Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang sangat agung dan penting bagi umat Islam, saat Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan salat wajib 5 kali dalam sehari semalam.
Belajar ikhlas. (Ilustrasi: AI)... Selengkapnya

"Orang gak ikhlas itu sebenarnya orang aneh. Sudah diberi pinjaman kok masih pelit, sudah dititipi kok enggan berbagi," tutur Gus Baha.

Ia juga menyebut bahwa ikhlas adalah konsekuensi logis dari tauhid yang benar, yakni mengakui sepenuhnya bahwa Allah adalah pemilik segala.

Gus Baha mengajak umat Islam untuk kembali menyederhanakan niat dalam beramal, karena semuanya akan kembali kepada Allah, bukan untuk pujian manusia.

“Kalau kamu sadar semuanya milik Allah, kamu akan merasa ringan untuk memberi. Karena yang kamu beri bukan dari kamu, tapi dari Allah,” ucap Gus Baha.

Nasihat ini bukan hanya berlaku untuk amal harta, tapi juga dalam berbagi ilmu, waktu, perhatian, bahkan tenaga kepada sesama manusia.

Dengan bahasa yang ringan dan penuh contoh kehidupan sehari-hari, Gus Baha menunjukkan bahwa konsep ikhlas bisa dijalani oleh siapa pun, asal paham prinsip dasarnya.

Tak perlu menjadi ahli sufi untuk bisa ikhlas, cukup dengan kesadaran bahwa semua adalah milik Allah, maka keikhlasan akan lahir secara alami dalam hati.

Melalui penjelasan ini, Gus Baha mengingatkan bahwa orang-orang yang menolak untuk ikhlas sesungguhnya sedang mempertontonkan kebodohan terhadap hakikat kehidupan.

Maka, nasihat ini menjadi peringatan sekaligus penyemangat bagi umat untuk terus belajar memurnikan niat dalam setiap amal, dengan landasan tauhid yang kuat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya