Jokowi Enggan China Bangun Pembangkit Listrik Kualitas Buruk

Sejumlah BUMN asal China menyampaikan minat untuk investasi di sektor pembangkit listrik.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Jul 2015, 22:45 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2015, 22:45 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengaku sejumlah investor Tiongkok kepincut menggarap proyek pembangkit listrik 35 ribu mega watt (Mw) selama lima tahun ke depan. Namun pemerintah meminta satu syarat kepada penanam modal tersebut jika ingin membangun proyek andalan Jokowi.

Kepala Staf Kepresidenan RI, Luhut B Pandjaitan mengatakan, pemerintah berambisi membangun pembangkit listrik berkapasitas 42 ribu Mw. Itu adalah target optimistis Jokowi.

"Tapi kalau tidak dapat 42 ribu Mw, kita bisa bangun listrik 35 ribu Mw," ujar Luhut saat Diskusi Perkembangan Perekonomian Terkini oleh Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera di Sun City Hotel, Jakarta, Rabu (8/7/2015).   

Luhut mengakui, beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Tiongkok berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk menyampaikan minat berinvestasi di sektor pembangkit listrik tersebut. Hanya saja pemerintah meminta satu hal.

"Kita surprise sekali teman-teman dari BUMN Tiongkok datang mau investasi. Tapi kita tidak mau (alat atau mesin pembangkit listrik) KW 3. Kita maunya KW 1 dan butuh banyak," kata Luhut.

Permintaan tersebut, sambung Luhut tetap memperhatikan kondisi ekonomi di Tiongkok yang sedang lesu. Namun demikian, ini adalah kesempatan emas bagi investor asal Negeri Tirai Bambu itu untuk membenamkan modal di Indonesia.

"Saya paham keadaaan ekonomi Tiongkok sedang tidak bagus. Kalau investasi di Indonesia, akan sangat bagus buat mereka karena cost of fund jauh lebih rendah dibanding negara lain," tandas Luhut. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya