Ekonom: Keputusan Jokowi Reshuffle Kabinet Sudah Tepat

Reshuffle tersebut menunjukkan komitmen dari presiden bahwa jika ada menteri yang mempunyai kinerja yang kurang bakal langsung diganti.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Agu 2015, 15:17 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2015, 15:17 WIB
Mega
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menghadiri pelantikan menteri oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta. (Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom menilai langkah pergantian menteri (reshuffe) dalam Kabinet Kerja yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden jusuf Kalla ((JK) merupakan langkah yang tepat. Diharapkan dengan adanya pergantian kabinet tersebut bisa memperbaiki kinerja perekonomian nasional.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menjelaskan, pergantian kabinet memang harus segera dilakukan oleh jokowi-JK. Ada tiga persoalan yang mendasarinya.

Pertama, pergantian kabinet tersebut menunjukkan komitmen dari presiden dan wakil presiden bahwa jika ada menteri yang mempunyai kinerja yang kurang bakal langsung diganti atau digeser. 

kedua, reshuffle tersebut untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. "Selama ini kepercayaan masyarakat telah jatuh karena kinerja ekonomi melemah," jelasnya kepada Liputan6.com, Rabu (12/8/2015). 

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2015 sebesar 4,67 persen atau turun dari realisasi kuartal sebelumnya 4,72 persen. Hingga semester I, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7 persen, turun dari periode yang sama tahun lalu sekitar 5,17 persen.

Level tersebut melambat karena dipicu lesunya perekonomian global, termasuk negara mitra dagang Indonesia dan pelemahan harga komoditas.

Sedangkan pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah berada di level 13.800 per dolar AS. Merupakan posisi terendah dalam 17 tahun terakhir atau sejak 1998 lalu. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di kisaran level 4.475, merupakan level terendah dalam 1,5 tahun terakhir.

ketiga, pergantian kabinet harus dilakukan agar kabinet bisa bekerja lebih efektif. "Jadi tepat reshuffle kabinet di saat kondisi pasar keuangan sedang tidak kondusif," tuturnya. 

Untuk diketahui, Presiden Jokowi telah mengumumkan reshuffle atau perombakan kabinet di Istana Negara. Ada 6 anggota Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK yang diganti oleh pria bernama lengkap Joko Widodo itu.

Dalam keputusan yang dibacakan di Istana Negara, Rabu (12/8/2015), Presiden Jokowi memberhentikan 5 menteri. Mereka adalah Menteri Koordinator Perekomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno, ‎Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

Presiden juga memberhentikan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Presiden Jokowi lalu mengangkat Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian, Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Polhukam, Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman, Sofyan Djalil sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan.

Presiden juga mengangkat Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet. Jokowi pun langsung melantik menteri negara kabinet kerja sisa masa jabatan periode 2014-2019 di Istana. (Gdn/Ndw)



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya