Ini Perusahaan Korban Terbesar Pelemahan Yuan

Bank sentral Cina telah melakukan langkah darurat dengan menurunkan nilai Yuan. Banyak pelaku pasar di Wall Street khawatir dengan hal ini.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Agu 2015, 20:14 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2015, 20:14 WIB
20150813-Mata Uang Yuan-Jakarta
Petugas menghitung uang pecahan 100 Yuan, Jakarta, Kamis (13/8/2015). Biang kerok keterpurukan kurs rupiah dan sejumlah mata uang negara lain adalah kebijakan China yang sengaja melemahkan (devaluasi) mata uang Yuan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, New York - Bank investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs, pada awal pekan ini memperingatkan 20 perusahaan yang bakal terkena dampak kebijakan pemerintah Cina yang menurunkan nilai mata uangnya Yuan. Perusahaan tersebut antara lain Nvidia, Broadcom, Micron Technology, Skyworks, Qualcomm, dan Intel.

Pasca devaluasi mata uang Yuan Cina pada Selasa (11/8/2015), daftar itu pun bertambah, termasuk Apple, Yahoo!, Caterpillar, General Motors, dan masih banyak lagi.

Bank sentral Cina telah melakukan langkah darurat dengan menurunkan nilai Yuan. Banyak pelaku pasar di Wall Street khawatir dengan hal ini.

Penyebabnya, dengan membuat mata uangnya bergerak sesuai nilai pasar berarti suatu pertanda Cina sedang mengalami krisis utang.

Suku bunga antar bank di negara itu sudah tinggi. Pelaku pasar Wall Street menyamakan kondisi tersebut dengan krisis keuangan AS 2008.

Moody's memperingatkan, dengan jatuhnya Yuan maka penjualan iphone Apple akan turun. Melanjutkan penjualannya yang sudah turun sepanjang tahun ini.

"Apple juga menghadapi kompetisi yang besar melawan Huawei, Xiaomi, dan Samsung," kata Sundeep Bajikar, analis dari Jefferies & Co, seperti ditulis Fox Business.(Nrm)

Reporter: Elsa Analet

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya