‎Rakor Percepatan Pembangunan Tingkat Menteri Batal, Ada Apa?

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani telah hadir di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Agu 2015, 17:18 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2015, 17:18 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani Lapor Kekayaan ke KPK
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, mendatangi Gedung KPK, Jakarta, Selasa (6/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Koordinasi (Rakor) yang akan membahas mengenai Rancangan Peraturan Presiden dan Instruksi Presiden (Perpres dan Inpres) Percepatan Pembangunan Proyek Strategis Nasional terpaksa batal karena sebagian besar menteri dipanggil Presiden ke Istana Merdeka. Padahal rapat tersebut sudah dihadiri beberapa menteri ekonomi terkait.

Dari pantauan Liputan6.com, Jakarta, Rabu (25/8/2015), rakor yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 16.00 WIB tiba-tiba mendadak batal. Sejumlah menteri dan pejabat tinggi lainnya satu per satu meninggalkan kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Diantaranya Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dan lainnya.

"Rakor batal, tapi saya mau berhenti menteri-menteri dulu mumpung sudah terlanjur di sini," kata Franky saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian.

Menurut informasi, alasan rakor batal karena Menko Perekonomian dan beberapa menteri ekonomi lain dipanggil oleh Presiden ‎Joko Widodo di Istana Merdeka.

‎Sehari sebelumnya, Jokowi memanggil seluruh menteri ekonomi, para gubernur, kepala kepolisian daerah sampai kepala kejaksaan tinggi seluruh Indonesia ke Istana Presiden di Bogor, Jawa Barat. Rapat tersebut membahas lebih dalam percepatan program-program pembangunan. (Fik/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya