Pemerintah Tegaskan Utang Asing untuk Genjot Belanja Negara

ADB setuju untuk memberi pinjaman senilai US$ 400 juta kepada Indonesia.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Sep 2015, 14:39 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2015, 14:39 WIB
Tingkat Utang RI Paling Rendah di Asia
Dari hasil riset HSBC menyebutkan, Singapura menjadi negara dengan tingkat utang tertinggi, yaitu mencapai 450 persen terhadap PDB.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluruskan, jika utang dari lembaga asing merupakan langkah pemerintah untuk menggenjot belanja negara. Pasalnya, selama ini utang dianggap negatif karena terus menerus merugikan Indonesia.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menerangkan, untuk belanja negara pemrintah memiliki dua opsi, pertama dari pajak dan non pajak kedua dari utang.

Dia pun mengibaratkan, untuk memulai bisnis perolehan modal bisa melalui utang. Hal tersebut berlaku pula dengan belanja negara.

"Hal sama untuk negara, pemerintah sama, untuk menutupi kebutuhan belanja tadi dengan utang," kata dia di Jakarta, Senin (7/9/2015).

Dia pun menegaskan, utang selama hal tersebut untuk kegiatan yang produktif tidak masalah. "Selama produktif utang tidak masalah," tegasnya.

Asian Development Bank (ADB) setuju untuk memberi pinjaman senilai US$ 400 juta kepada Indonesia yang akan digunakan untuk program-program di sektor keuangan di Tanah Air, termasuk memperluas akses layanan keuangan bagi rumah tangga miskin.

Bambang menuturkan, utang luar negeri menguntungkan karena tidak memberi persyaratan khusus.

"Apalagi utang badan multilateral seperti World Bank, ADB karena biasanya bunga rendah persyaratan ringan. Satu lagi supaya tak salah tangkap tidak lagi mengedepankan persyaratan, jadi tidak kalau pinjaman world bank 50 persen kontraktor di luar negeri, benar-benar bebas," tandas dia. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya