Rekening Warga Asing Diharapkan Topang Pembangunan Nasional

Dengan masuknya dana asing tersebut diharapkan mampu memperbaiki nilai tukar rupiah yang akhir-akhir terperosok.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Sep 2015, 17:36 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2015, 17:36 WIB
Polri Tahan PNS Batam Pemilik Rekening Gendut Rp 1,3 T
Ilustrasi rekening gendut. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana mempermudah warga negara asing (WNA) dalam membuka rekening di Indonesia dalam waktu dekat.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin menanggapi positif keputusan tersebut. Pasalnya, hal rekening WNA akan memperbesar dana pengelolaan di bank. Apalagi, lanjutnya warga asing memiliki dana yang cukup besar.

"Banyak orang asing di sini. Mereka juga membutuhkan layanan perbankan lokal. Layanan perbankan lokal ini diprovide di bank lokal. Tapi kan selama ini diperketat untuk orang asing. Bagus, karena mereka gajinya besar-besar," kata dia di Jakarta, Selasa (8/9/2015).

Budi menuturkan, dengan masuknya dana asing tersebut diharapkan mampu memperbaiki nilai tukar rupiah yang akhir-akhir terperosok. Tak berhenti di sana, dana tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembangunan nasional.

"Memang kenapa kita dolarnya keteken terus. Karena memang Indonesia butuh banyak uang untuk biaya pembangunan. Uangnya itu yang kurang ada saving investment gap yang besar. Untuk itu perlu ditingkatkan savingnya penduduk Indonesia," jelasnya.

Lebih rinci, dia bilang uang yang beredar di Indonesia Rp 4.200 triliun. Dari jumlah tersebut sekitar Rp 3.800 triliun sudah digunakan untuk kredit. Sementara, sisanya tak cukup untuk pembangunan infrastruktur.

Budi mengungkapkan kemudahan membuka rekening WNA tersebut diharapkan bermanfaat untuk pembangunan infrastruktur.

"Sisanya Rp 400 triliun kan nggak cukup. Listrik saja butuh dana Rp 700 triliun sampai Rp 800 triliun. Nah itu yang diperbanyak. Dengan cara begini income orang-orang di sini masuk ke bank. Jangan hanya dibantal saja. Kita butuh. Kalo perbankan lokal nggak bisa kasih pinjem, maka mereka pinjem dari luar. Kan bayar bunganya pakai dolar makanya kursnya ketekan juga," tandas dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya