Harga Elpiji 12 Kg Turun Rp 6.000 per Tabung

Penurunan harga Elpiji 12 kg tersebut dilakukan untuk menyesuaikan penurunan harga acuan Elpiji atau CP Aramco.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Sep 2015, 18:35 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2015, 18:35 WIB
Elpiji 12 Kg
Seorang pekerja tengah membereskan tabung gas elpiji 12 kg di salah satu toko di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Rabu (13/8/2014) (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana menurunkan harga Elpiji non subsidi ukuran 12 kilogram (kg) pada pertengahan September 2015. Penurunan tersebut dilakukan karena patokan harga gas dunia juga turun. 

"Tidak perlu menunggu bulan depan untuk menurunkan, pertengahan bulan ini sudah bisa turun. Kurang lebih Rp 6.000 per tabung," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang, seperti yang dikutip di Jakarta, Selasa (9/8/2015).

Bambang mengungkapkan, penurunan harga Elpiji 12 kg tersebut dilakukan untuk menyesuaikan penurunan harga acuan Elpiji  atau CP Aramco.

Pertamina mengaku tetap menurunkan harga Elpiji 12 kg meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang merupakan patokan lainnya untuk membentuk harga Elpiji sedang mengalami tekanan. 

"CP Aramco kita hitungannya rata-rata ahak beda dengan BBM. Kalau Elpiji bulanan kami pakai bulan ini untuk bulan depan, rata-rata kursnya yang jadi masalah sebenarnya, CP Aramco turun kurusnya tidak karuan," tuturnya.

Menurutnya, penurunan harga Elpiji tersebut menunjukkan bahwa Pertamina hanya ingin mengambil keuntungan yang wajar dalam menjalankan bisnisnya.

"Namanya juga orang pedagang, kami mau namanya untung. Tapi untungnya jangan tinggi-tinggi, jadi kami mau margin 5 persen hingga 10 persen," ungkapnya.

Ia menambahkan, jika nilai tukar rupiah saat ini berada pada posisi normal, maka Pertamina bisa melakukan penurunan harga Elpiji yang dibungkus dengan tabung berkelir biru tersebut sejak bulan lalu.

"Posisi CP Aramco 390 per Metrik Ton (MT) tapi nilai tukar rupiah melemah dari 12.000 per dolar AS menjadi Rp 14.000 per dolar AS. Sebenarnya bulan lalu bisa diturunkan," pungkasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya