Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan merekrut 400 ribu petugas tambahan yang akan mendata puluhan juta responden dari kalangan pebisnis dalam Sensus Ekonomi 2016 mulai Mei 2016. Petugas sensus bayaran tersebut akan memperoleh honor Rp 3 juta per bulan.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, Sensus Ekonomi 2016 merupakan sensus paling rumit dengan responden yang bervariasi. Disebut rumit, kata dia, karena mencakup 19 sektor yang akan di data dalam sensus skala besar ini, di luar sektor pertanian.
"Kita akan melakukan survei dalam dua tahap, pendataan lengkapnya di Mei 2016, seperti dari usaha ke usaha, tenaga kerja, status usaha, dan lainnya. Lalu awal 2017 disambung survei yang lebih rinci, mencakup upah gaji, sektor bahan baku, investasinya berapa. Mudah-mudahan selesai 2018," terang dia di kantornya, Jakarta, Senin (14/9/2015).
Advertisement
Sebanyak 19 sektor yang akan didata meliputi: sektor pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin; pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang, pembangunan dan pembersihan limbah dan sampah; sektor konstruksi; perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor; transportasi dan pergudangan.
Sektor lainnya, penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum; informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real estate; jasa profesional, ilmiah dan teknis; jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya; jasa pendidikan; jasa kesehatan dan kegiatan sosial; kebudayaan, hiburan dan rekreasi; kegiatan jasa lainnya; jasa perorangan yang melayani rumah tangga; kegiatan badan organisasi internasional.
Sementara responden yang akan disurvei, kata dia, adalah kalangan pebisnis dan pengusaha. Dari catatannya, pada 2006, jumlah usaha di Indonesia mencapai 16-17 juta usaha. Saat ini, sambung Suryamin, BPS memperkirakan jumlah usaha yang akan didata pada 2016 sebanyak 28 juta usaha di 34 provinsi. Terdiri dari 98 kota, 433 kabupaten, 6.989 kecamatan, 23.169 desa atau kelurahan konsentrasi usaha dan non konsentrasi usaha 57.596 desa.
Responden yang akan disurvei, lanjut Suryamin adalah kalangan pebisnis dan pengusaha. Dari catatannya, pada 2006, jumlah usaha mencapai 16-17 juta usaha. Saat ini, sambung Suryamin, BPS memperkirakan jumlah usaha yang akan didata pada 2016 sebanyak 28 juta usaha di 34 provinsi. Terdiri dari 98 kota, 433 kabupaten, 6.989 kecamatan, 23.169 desa atau kelurahan konsentrasi usaha dan non konsentrasi usaha 57.596 desa.
"Karena kompleks, kita kerahkan petugas survei bukan hanya pegawai BPS, tapi juga 400 ribu petugas dari mitra. Mereka kita training karena proses wawancara ke pebisnis punya tingkat kesulitan tinggi. Petugas itu di luar pegawai BPS yang punya 16 ribu pegawai, tapi kan tidak semuanya turun ke lapangan," jelas dia.
Menurutnya, tenaga petugas honorer itu akan bekerja selama sebulan penuh untuk menyisir data di sektor-sektor usaha tersebut. Selama bekerja, petugas survei akan digaji maksimal Rp 3 juta sebulan. "Honor mereka sebesar Rp 2,3 juta sampai Rp 3 juta per bulan. Kita buka rekrutmen dengan syarat pendidikan tingkat SLTA, dan lainnya," tutup Suryamin. (Fik/Zul)