Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan bahwa anjloknya nilai tukar rupiah hingga menembus level 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) tidak serta merta berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK).
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Tenaga Kerja Kadin Indonesia, Benny Sutrisno mengatakan, kekhawatiran bahwa pelemahan nilai tukar rupiah akan menjadi pendorong terjadinya PHK besar-besaran dalam sebuah perusahaan sampai saat ini hanya menjadi teori.
"Soal PHK itu sebenarnya masih teroritis. Dalam prakteknya, pengusaha tidak mau melakukan PHK," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Dia menjelaskan, jika mempunyai pilihan, para pengusaha juga lebih memilih untuk mempertahankan para pekerjanya. Pasalnya, selama ini telah banyak ongkos yang dikeluarkan oleh pengusaha untuk merekrut dan mendidik para pekerjanya. Dan hal ini juga membutuhkan waktu yang panjang.
"Jadi tidak serta merta melakukan PHK. Kan kita juga ada cost untuk mendidik pekerjannya. Dan ini juga kan sudah terbentuk team work," lanjut dia.
Menurut Benny, guna mengatasi dampak dari pelemahan rupiah, masing-masing perusahaan sebenarnya telah memiliki strategi tertentu. Sebagai contoh, biasanya perusahaan melakukan efisiensi waktu kerja.
"Misalnya dengan mengatur jam kerja. Misalnya yang tadinya dua shift dikurangi menjadi satu shift. Pengusaha tidak mau karena income turun kemudian memotong orangnya (PHK)," katanya.
Selain itu, dengan melakukan PHK juga bukan secara otomatis beban perusahaan akan berkurang. Pasalnya masih ada kewajiban-kewajiban bagi perusahaan kepada pekerja ketika melakukan PHK.
"Kalau memotong orang kan juga harus berikan pesangon. PHK itu hal yang biasa, ada rekruitmen juga pasti ada PHK. Tapi kan apakah perusahaan itu colaps karena kurs? Kan bisa saja karena salah urus. Sayang dong kalau pekerjanya sudah dididik dan sudah tahu kulturnya. Kemudian kita rekrut orang baru lagi harus didik lagi," tandasnya.
Untuk diketahui, Berdasarkan data RTI pukul 09.30 WIB, nilai tukar rupiah berada di kisaran 14.053 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini menguat tipis dari pukul 08.30 WIB di kisaran 14.058 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis 6 poin ke level 14.055 per dolar AS dari penutupan perdagangan Senin 24 Agustus 2015 di kisaran 14.049 per dolar AS. Pagi ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 14.034-14.072 per dolar AS. (Dny/Gdn)
Kadin: Anjloknya Rupiah Tak Berdampak pada PHK
Guna mengatasi dampak dari pelemahan rupiah, masing-masing perusahaan telah memiliki strategi tertentu.
diperbarui 25 Agu 2015, 13:28 WIBDiterbitkan 25 Agu 2015, 13:28 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bahlil Optimis Ridwan Kamil-Suswono Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta 2024
12 Pemenang Ajang Fashion dan Make Up Contest 2024 Bakal Wakili Indonesia di Hong Kong Fashion Week
AHY Buka Suara Soal Survei Ridwan Kamil-Suswono yang Sempat Tertinggal
5 Resep Tongseng Lezat untuk Hidangan Spesial di Rumah
Ustadz Das’ad Latif Kisahkan Polisi Tembak Kaki tapi Kena Kepala
Momen Presiden Prabowo Subianto dan Masyarakat Indonesia Tentukan Pilihan pada Pilkada Serentak 2024
Jam-Jam Terakhir Liam Payne Sebelum Meninggal Diungkap
Memahami Legibility Adalah: Kunci Kejelasan Visual dalam Tipografi
Lindungi Petani, Mentan Amran Tegaskan Blacklist dan Cabut Izin 4 Perusahaan Pemalsu Pupuk
Erick Thohir Gunakan Hak Suara di Pilkada Jakarta 2024, Pilih Pemimpin Suka Bola
Gunakan Hak Pilih di TPS 18 Manahan Surakarta, Gibran: Tetap Tenang dan Tertib
Cagub Jakarta Ridwan Kamil Nyoblos Bareng Istri di Bandung