Kementan Bakal Impor 30 Ribu Sapi

Kementerian Pertanian juga akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk sediakan kapal khusus pengangkut sapi.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Sep 2015, 19:19 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2015, 19:19 WIB
Serunya Diskusi ‘Lebaran Menjelang Harga Menjulang’
Mentan Amran Sulaiman saat menjadi pembicara pada diskusi ‘Lebaran Menjelang Harga Menjulang’ di Aula Gus Dur, Jakarta, Kamis (25/6/2015). Amran menjelaskan tentang kendala yang dialami lembaga yang dipimpinnya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Guna memenuhi kebutuhan akan daging sapi di dalam negeri sekaligus menurunkan harga jual di pasar trasional, Kementerian Pertanian (Kementan) berencana memberikan rekomendasi impor sapi indukan bunting.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan impor tersebut akan dilakukan pada tahun ini sehingga diharapkan bisa segera mencukupi kebutuhan daging dan menurunkan harga.

"Memang kita ini harus mengimpor indukan kalau ingin menambah populasi, tapi indukan yang sudah bunting. Rencana kita tahun ini 30 ribu," ujar Amran di Gedung DPR, Jakarta, Senin (14/9/2015).

Selain itu, untuk memenuhi permintaan sapi dan daging sapi di seluruh wilayah Indonesia, dia mengatakan akan bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menyediakan kapal khusus pengangkut sapi sebanyak enam unit dari rencana dua unit.

Adanya kapal-kapal ini diharapkan akan mempermudah distribusi logistik sapi, khususnya wilayah yang jauh dari daerah peternakan dan penggemukan sapi.

"Sapi lokal sekarang solusi ke depan, Insya Allah mudah-mudahan bulan ini sudah ada operasi kapal khusus untuk sapi satu unit dari target dua unit, kami sudah menghubungi Menhub (Menteri Perhubungan). Insya Allah tahun depan kami berjanji lima unit, totalnya enam unit," jelas Amran.

Menurut Amran, dengan mengandalkan sapi lokal, harga daging sapi diharapkan bisa lebih stabil, terlebih lagi di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seperti saat ini."Kalau harga daging belum normal, karena dolar masih tinggi. Sapinya impor, jadi mahal," tutur Amran. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya