Pengembangan Food Estate Papua Terbentur Adat

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menuturkan total lahan sudah terbuka mencapai 100 hektar di Merauke.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 24 Agu 2015, 20:12 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2015, 20:12 WIB
Seorang petani mencoba mengolah lahan sawah miliknya yang mengering, di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan akan tetap mengembangkan kawasan pertanian di kawasan Indonesia Timur meski pun kondisi alam sedang tidak baik. Seperti diketahui, Indonesia sendiri sedang dilanda kekeringan karena dampak El Nino.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan tetap menjalankan misi tersebut kendati terganjal masalah non teknis yakni terbentur masalah adat.

"Kita jalan cuma di Merauke itu memang persoalan non teknis. Kita sudah kerja tiga bulan. Tapi ada masalah dengan adat," tutur Amran.

Namun begitu, dia mengatakan lahan yang dibebaskan minim dari yang direncanakan. "Seratus hektar lahan sudah terbuka. Sementara kerja sambil jalan. Diskusi dengan adat," kata Amran.

Sebelumnya pemerintah sendiri menargetkan pengembangan food estate di Indonesia mencapai 250.000 ha tahun ini. Untuk Merauke, direncanakan sebanyak 10.000 ha karena lahan masih terikat masalah adat.

Kabupaten Merauke di Papua yang terpilih sebagai lokasi pembangunan food estate karena potensi lahan sangat besar. Merauke bahkan sudah diproyeksikan jadi lumbung pangan. Food estate dibangun pun akan menggunakan alat-alat mesin pertanian berteknologi tinggi.

Ada pun produksi food estate Merauke ini akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Papua. Bila kebutuhan pangan itu berlebih dapat diekspor dalam bentuk beras organik. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya