Mentan Bantah Kemiskinan Bertambah Disumbang dari Petani

Menteri Pertanian Amran Sulaiman membantah meningkatnya jumlah penduduk miskin sebagian besar disumbang oleh masyarakat petani.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Sep 2015, 14:41 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 14:41 WIB
Serunya Diskusi ‘Lebaran Menjelang Harga Menjulang’
Mentan Amran Sulaiman saat menjadi pembicara pada diskusi ‘Lebaran Menjelang Harga Menjulang’ di Aula Gus Dur, Jakarta, Kamis (25/6/2015). Amran menjelaskan tentang kendala yang dialami lembaga yang dipimpinnya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman membantah meningkatnya jumlah penduduk miskin sebagian besar disumbang oleh masyarakat petani.

Menurut dia, meski jumlah penduduk miski di pedesaan mengalami lonjakan, namun bukan berarti disumbang dari kaum petani yang mayoritas tinggal di desa.

"‪Dari petani bukan 60 persen (porsinya), hanya 23 persen," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Dia menjelaskan, kenaikan jumlah penduduk miskin di pedesaan disebabkan oleh naiknya harga beras dalam beberapa bulan terakhir. Namun harga beras saat ini dipastikan telah stabil.

"Dari beras karena ada kenaikan harga 14 persen. Sekarang sudah stabil. Naik 14 persen itu banding tahun lalu‬," lanjutnya.

Menurut Amran, kenaikan harga beras juga terbilang wajar karena ada kenaikan biaya produksi antara 15 persen hingga 20 persen pada tahun ini.

‪"Biaya produksi saat ini naik 15 persen-20 persen dan harganya pasti naik. Naiknya harga beras pada saat ini sangat proporsional. Dan kalau naik 14 persen itu sudah sangat wajar karena memeng biaya produksinya mencapai 15 hingga 20 persen,"kata dia.

Selain itu, Amran juga menyatakan jika biaya produksi naik sebesar 15 persen masih terbilang wajar. Pasalnya pemerintah juga telah mencabur subsidi BBM, di mana BBM menjadi salah satu komponen dalam biaya produksi.

"Kalau biaya produksi naik 15 persen itu sama dengan harganya tidak naik alias stabil. Kalau naik hingga 30 persen ini baru yang dikatakan tidak stabil.‬ Ini baru dari satu faktor dimana biaya produksi naik karena tidak ada subsidi BBM. Biaya produksi naik karena disebabkan BBM naik dan tahun ini tidak ada langkah subsidi BBM dan juga tidak ada impor, dan saat ini produksi kita naik," tandasnya. (Dny/Ndw)

Mentan Bantah Kemiskinan Bertambah Disumbang dari Kaum Petani

Menteri Pertanian Amran Sulaiman membantah bahwa meningkatnya jumlah penduduk miskin sebagian besar disumbang oleh masyarakat petani.

Menurut dia, meski jumlah penduduk miski di pedesaan mengalami lonjakan, namun bukan berarti disumbang dari kaum petani yang mayoritas tinggal di desa.

"‪Dari petani bukan 60 persen (porsinya), hanya 23 persen," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Dia menjelaskan, kenaikan jumlah penduduk miskin di pedesaan disebabkan oleh naiknya harga beras dalam beberapa bulan terakhir. Namun harga beras saat ini dipastikan telah stabil.

"Dari beras karena ada kenaikan harga 14 persen. Sekarang sudah stabil. Naik 14 persen itu banding tahun lalu‬," lanjutnya.

Menurut Amran, kenaikan harga beras juga terbilang wajar karena ada kenaikan biaya produksi antara 15 persen hingga 20 persen pada tahun ini.

‪"Biaya produksi saat ini naik 15 persen-20 persen dan harganya pasti naik. Naiknya harga beras pada saat ini sangat proporsional. Dan kalau naik 14 persen itu sudah sangat wajar karena memeng biaya produksinya mencapai 15 hingga 20 persen,"kata dia.

Selain itu, Amran juga menyatakan bahwa jika biaya produksi naik sebesar 15 persen masih terbilang wajar. Pasalnya pemerintah juga telah mencabur subsidi BBM, di mana BBM menjadi salah satu komponen dalam biata produksi.

"Kalau biaya produksi naik 15 persen itu sama dengan harganya tidak naik alias stabil. Kalau naik hingga 30 persen ini baru yang dikatakan tidak stabil.‬ Ini baru dari satu faktor dimana biaya produksi naik karena tidak ada subsidi BBM. Biaya produksi naik karena disebabkan BBM naik dan tahun ini tidak ada langkah subsidi BBM dan juga tidak ada impor, dan saat ini produksi kita naik," tandasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya