Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka melemah di awal pekan ini seiring sentimen penguatan dolar Amerika Serikat (AS) sehingga dapat mempengaruhi permintaan investasi emas. Penguatan dolar AS itu juga dipicu dari prospek kenaikan suku bunga pada 2015.
Harga emas turun US$ 5 atau 0,4 persen ke level US$ 1.132,80 per ounce di divisi Comex. Padahal pekan lalu harga emas naik 1,9 persen seiring bank sentral AS memutuskan mempertahankan suku bunga. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Desember naik 5,8 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 15.221 per ounce.
Jim Wyckoff, Senior Analis Kitco mengatakan penurunan harga emas ini juga terjadi secara teknikal lantaran telah mencatatkan kenaikan signifikan pada pekan lalu.Selain itu, indeks dolar AS menguat juga membebani harga emas. Ditambah penguatan bursa saham AS juga memicu investor menjauhi investasi emas.
Advertisement
Penguatan dolar AS dipicu dari pernyataan pimpinan bank sentral St.Louis James Bullar. Ia mengatakan, masih ada kesempatan bank sentral menaikkan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS Oktober 2015. Hal itu juga disampaikan oleh pimpinan bank sentral Atlanta Dennis Lockhart kalau ada kemungkinan suku bunga pada tahun ini.
Pernyataan pejabat bank sentral AS itu membuat dolar menguat sehingga menekan harga emas. Dalam catatan analis UBS, saat ini waktu untuk pergerakan harga emas menyesuaikan dengan perubahan makro ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, gerak harga emas juga mengantisipasi perubahan lebih jauh ke depan."Setiap penurunan akan terjadi, dan kami mengharapkan pasar dapat menemukan stabilitas sehingga memberikan dasar untuk pemulihan ke depannya," tulis analis UBS seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (22/9/2015). (Ahm/Igw)