Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Amerika Serikat akan ditutup pada 9 Januari mendatang, dalam rangka pemberian penghormatan kepada Presiden AS ke-39, Jimmy Carter yang telah wafat pekan lalu.
Penutupan ini melanjutkan tradisi lama Wall Street dalam masa berkabung untuk para pemimpin negara AS.
Mengutip US News, Kamis (2/1/2025) Bursa Efek New York maupun Nasdaq mengumumkan berencana untuk menutup pasar saham dan opsi mereka pada 9 Januari untuk memperingati Hari Berkabung Nasional atas wafatnya Jimmy Carter.
Advertisement
Nasdaq dan NYSE juga masing-masing melakukan hening cipta pada Senin, 1 Januari 2025 untuk mengenang Carter.Â
NYSE juga mengatakan akan mengibarkan bendera AS setengah tiang selama masa berkabung mendiang presiden tersebut.
Presiden Nasdaq, Tal Cohen menuturkan bursa akan menutup pasarnya pada 9 Januari "untuk mengenang kehidupan (Carter) dan menghormati warisannya.
Ia menambahkan, Carter dikenang sebagai sosok pemimpin teladan, seseorang yang tanpa lelah melanjutkan upayanya untuk meningkatkan kondisi masyarakat bahkan setelah masa jabatannya selesai.
Dalam pengumuman terpisah, Presiden NYSE Group Lynn Martin juga memuji "warisan kemanusiaan yang abadi" Carter dan mengatakan bahwa bursa berencana untuk menghormati pengabdiannya seumur hidup.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mendeklarasikan 9 Januari sebagai Hari Berkabung Nasional tak lama setelah Carter wafat pada hari Minggu. Wall Street juga memiliki tradisi untuk memberi penghormatan kepada mendiang pemimpin negara dan menutup pintu mereka pada hari-hari yang ditentukan ini.
Â
Serangkaian Penutupan Bursa Saham AS di Hari Berkabung Nasional
Catatan yang masih ada dari NYSE menunjukkan bahwa pertama kalinya berusia ratusan tahun itu ditutup untuk menghormati presiden yang telah meninggal kemungkinan besar pada 15 April 1865, setelah pembunuhan Presiden Abraham Lincoln, NYSE mengonfirmasi kepada The Associated Press pada Selasa, dan bursa itu tetap ditutup hingga 21 April 1865.
Perdagangan kembali ditangguhkan sekali pada 24 dan 25 April tahun itu, ketika prosesi pemakaman Lincoln tiba di New York.
Pada tahun-tahun berikutnya, NYSE juga tutup untuk menghormati presiden AS lainnya termasuk, tetapi tidak terbatas pada, hari berkabung nasional untuk Presiden Franklin D. Roosevelt pada tahun 1945, Presiden John F. Kennedy pada tahun 1963, Presiden Richard Nixon pada tahun 1994, juga Presiden Ronald Reagan pada tahun 2004.
Terakhir kali NYSE dan Nasdaq, yang dibentuk pada 1971, menutup perdagangan pada 5 Desember 2018, menyusul wafatnya Presiden ASÂ George H.W. Bush.
Meskipun penutupan jarang terjadi pada hari-hari selain hari libur, NYSE dan Nasdaq juga telah menangguhkan perdagangan untuk kematian tokoh-tokoh terkenal lainnya dan tragedi nasional selama bertahun-tahun.
Menurut laporan CNBC dan Bloomberg, NYSE ditutup menyusul pembunuhan Martin Luther King Jr. pada 1968. Baik NYSE maupun Nasdaq juga membatalkan perdagangan menyusul serangan teror pada 11 September 2001, dan tetap tutup hingga 17 September 2001.
Advertisement
Mantan Presiden ke-39 AS Jimmy Carter Meninggal di Usia 100 Tahun
Sebelumnya, Jimmy Carter meninggal dunia. Mantan presiden ke-39 AS itu mengembuskan napas terakhir di usia 100 tahun.
Kabar peraih Nobel perdamaian yang bangkit dari keluarga sederhana di pedesaan Georgia untuk memimpin negara itu dari tahun 1977 hingga 1981, meninggal, diberitahukan oleh yayasan nirlaba miliknya mengatakan pada hari Minggu (29/12/2024).
Sebelum Jimmy Carter meninggal, ia telah menjalani perawatan rumah sakit sejak pertengahan Februari 2023 di rumahnya di Plains, Georgia -- kota kecil yang sama tempat ia dilahirkan dan pernah mengelola perkebunan kacang sebelum menjadi gubernur Peach State dan mencalonkan diri untuk Gedung Putih.
Carter meninggal "dengan tenang" di rumahnya di Plains, "dikelilingi oleh keluarganya," kata Carter Center dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP.
"Ayah saya adalah pahlawan, tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi semua orang yang percaya pada perdamaian, hak asasi manusia, dan cinta tanpa pamrih," kata Chip Carter dalam pernyataan tersebut.
Jimmy Carter adalah presiden AS yang paling lama hidup -- sebuah hasil yang tampaknya tidak mungkin terjadi pada tahun 2015 ketika Demokrat Selatan itu mengungkapkan bahwa ia menderita kanker otak.
Â
Berkomitmen pada HAM
Namun, veteran Angkatan Laut AS dan penganut Kristen yang taat ini berulang kali menentang segala rintangan untuk menikmati masa pasca-kepresidenan yang panjang dan membuahkan hasil, setelah empat tahun di Ruang Oval yang sering dianggap mengecewakan.
Selama masa jabatan tunggalnya sebagai Presiden ke-39 AS , Jimmy Carter berkomitmen pada hak asasi manusia dan keadilan sosial, menikmati dua tahun pertama yang kuat yang mencakup menjadi penengah kesepakatan damai antara Israel dan Mesir yang dijuluki Perjanjian Camp David.
Namun, pemerintahan Presiden AS Jimmy Carter kala itu mengalami banyak kendala -- yang paling serius adalah penyanderaan warga AS di Iran dan upaya penyelamatan 52 warga Amerika yang ditawan pada tahun 1980 yang gagal total. Ia juga dikritik karena penanganannya terhadap krisis minyak.
Pada November 1980, penantang dari Partai Republik Ronald Reagan mengalahkan Jimmy Carter di tempat pemungutan suara, sehingga Demokrat tersebut hanya menjabat satu periode. Reagan, mantan aktor dan gubernur California, menjabat di tengah gelombang konservatisme yang kuat.
Â
Advertisement