Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia ditutup naik lebih dari dua persen di awal pekan ini. Hal itu didukung dari harga bensin Amerika Serikat (AS) menguat dan kesediaan Rusia untuk memenuhi produsen minyak membahas soal pasar.
Tak hanya itu, penguatan bursa saham AS juga membantu kenaikan harga minyak dan komoditas lainnya.Harga minyak mentah untuk jenis Brent naik US$ 1,12 atau 2,3 persen menjadi US$ 49,25 per barel. Sedangkan harga minyak mentah acuan AS atau West Texas Intermediate (WTI) menguat 72 sen atau 1,6 persen menjadi US$ 46,26.
Penguatan harga minyak ini didorong harga bensin naik tiga persen di awal pekan ini. "Produk bahan bakar ini telah memimpin penguatan sehingga turut mendorong kenaikan sektor saham energi di bursa saham AS," ujar Peter Donovan, broker Liquidity Energy di New York seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (6/10/2015).
Advertisement
Selain itu, Rusia salah satu dari tiga produsen minyak dunia juga siap untuk memenuhi permintaan negara produsen minyak utama atau OPEC dan non OPEC untuk membahas perkembangan pasar. Akan ada pertemuan terpisah antara pejabat Rusia dan Arab Saudi pada akhir Oktober 2015.
Meski ada tanda-tanda harga minyak akan menguat, sejumlah analis menilai kalau masih ada tekanan baru terhadap harga minyak. Hal itu ditunjukkan dari data pemerintah AS soal persediaan minyak mentah. Berdasarkan data pemerintah AS kalau persediaan minyak mentah naik sekitar 4 juta barel hingga 25 September. Sedangkan berdasarkan perusahaan intelijen Genscape memperkirakan kalau ada penurunan sekitar 150 barel di kilang Cushing, Oklahoma AS. (Ahm/Igw)