Rupiah Jadi Mata Uang Paling Perkasa di Kawasan Asia

Deputi Gubernur BI, Mirza Adityswara menilai, investor sudah mulai yakin terhadap reformasi yang dilakukan sehingga memperkuat rupiah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Okt 2015, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2015, 19:00 WIB
20151009-Dollar-Turun
Pengunjung memperlihatkan uang pecahan US$100 di Jakarta, Jumat (9/10/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (9/10/2015) mengalami penguatan, bahkan bergerak ke level Rp 13.400. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sampai saat ini masih berlanjut. Bahkan, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan rupiah menjadi mata uang paling perkasa di kawasan Asia Pasifik dilihat dari tingkat penguatannya.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengungkapkan selama sepekan ini, rupiah telah menguat 4,3-4,4 persen. Ini paling tinggi jika dibandingkan negara kawasan Asia.

"Ini kalau dilihat sampai Jumat ini, Ringgit Malaysia itu 3,4 persen, Korea 1,2 persen, Taiwan 1,2 persen dan Bath Thailand itu malah hanya 0,4 persen," kata Mirza di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (9/10/2015).

Mirza menuturkan, penguatan rupiah itu memang dipengaruhi sentimen global. Bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan untuk menunda kenaikan suku bunganya mengingat data-data tenaga kerja AS yang belum sesuai harapan.

Namun demikian, kondisi itu lebih ditambahkan dengan aksi pemerintah Indonesia yang mengeluarkan berbagai paket kebijakan yang sampai saat ini sudah mengeluarkan tiga paket kebijakan ekonomi. Apalagi paket kebijakan itu mempermudah asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.‎

"Kalau menurut saya tampaknya investor di pasar keuangan sudah semakin yakin pemerintah melakukan structural reform yang serius. Kita tadinya selalu mengatakan investor asing mengatakan pemerintah tidak pernah serius melakukan reformasi struktural," tegas Mirza.

Tak terlepas dari itu, kebijakan Bank Indonesia untuk menambah persediaan valas di pasar spot dan forward menjadikan rupiah kembali hijau dalam beberapa hari ini. Diharapkan dengan adanya sentimen ini para pemilik dolar akan melepas dolarnya.

Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah menguat 288 poin menjadi 13.521 per dolar Amerika Serikat (AS) pada 9 Oktober 2015 dari posisi 13.809 per dolar AS pada 8 Oktober 2015. Selama sepekan ini, kurs tengah BI telah menguat 7,5 persen. Rupiah sempat berada di kisaran 14.604 per dolar AS menjadi 13.521 per dolar AS pada Jumat 9 Oktober 2015. (Yas/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya