Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada PT Pertamina (Persero) dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk kembali menghitung, apakah bisa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar bisa diturunkan.
Keinginan Presiden Jokowi tersebut didukung oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia. Pasalnya, penurunan harga BBM bisa ikut mengendalikan angka inflasi. Hanya saja, ada beberapa pesan yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo kepada Presiden Jokowi.
"Nah kalau penurunan harga BBM saya ingin titip seperti ini, kalau misalkan ada penyesuaian harga BBM yang kami rekomendasi adalah basis perhitungannya harus transparan," kata Agus di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (2/10/2015).
Agus menambahkan, dengan penghitungan yang transparan tersebut maka masyarakat wajib mengetahui alasan penurunan dan bagaimana mekanisme penghitungan harga BBM tersebut. Dengan seperti itu, akan menjadikan masyarakat Indonesia lebih cerdas.
Bank Indonesia akan mendukung kebijakan Presiden Jokowi tersebut jika sesuai kenyataan harga minyak dunia dan setelah dilakukan perhitungan dengan matang memungkinkan harga BBM untuk turun. Namun kalau belum memungkinkan dan menimbulkan berbagai risiko, Agus lebih meminta untuk tidak memutuskan hal itu.
"Maksud saya jangan untuk popularitas, tetapi harus betul-betul untuk accountability dan juga mencerminkan kondisi yang sebenarnya," tegas Agus.
Menurut Agus, kebijakan penghapusan subsidi BBM pada akhir 2014 menjadi satu kebijakan yang ideal dimana telah menciptakan struktur APBN yang lebih sehat. Untuk itu dirinya menginginkan pemerintah tetap konsisten dalam menjalankan kebijakan itu.
"Jadi kalau mau review setiap 6 bulan kita harus lakukan dengan disiplin setiap 6 bulan review dan kalau perlu turun, turun, kalau perlu naik, ya naik. Tetapi yang penting konsistensi," tutup Agus. (Yas/Gdn)
Kendalikan Inflasi, BI Dukung Penurunan Harga BBM
Keinginan Presiden Jokowi untuk menurunkan harga BBM didukung oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia.
diperbarui 02 Okt 2015, 16:58 WIBDiterbitkan 02 Okt 2015, 16:58 WIB
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
OJK Tuntaskan Pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah di Seluruh Wilayah Indonesia
Putri Ariani Rilis Album Baru Eksklusif di Amerika Serikat, Ada Kolaborasi Spesial dengan Sang Adik
Kim Jong Un: AS Tak Pernah Berubah
35 Kata-Kata Adab Lebih Tinggi dari Ilmu, Hikmah yang Sarat Makna
Pulau Tegal Mas, Surga Tersembunyi di Pesawaran Lampung
Prediksi Liga Inggris Manchester City vs Tottenham Hotspur: Dampak Komitmen Pep Guardiola
Gaet Pialang Berjangka, Pintu Luncurkan Perdagangan Derivatif Kripto
Fitri Salhuteru Klarifikasi Isu Tega Bully Anak Nikita Mirzani, Pamer Bukti Video Interaksi di Pesta Ultah
IHSG Sepekan Naik 0,48%, Simak Deretan Top Gainer dan Top Losers pada 18—22 November 2024
Hasil Livoli Divisi Utama 2024: Raih MVP, Mediol Stiovanny Yoku Lengkapi Gelar Juara Petrokimia Gresik
Profil Armando Obet Oropa, Pemain Muda yang Dipanggil STY Memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Catatan Blusukan Ridwan Kamil: Menjelajahi Jantung Jakarta, Menyentuh Aspirasi Warga