'Si Anak Singkong', Orang Terkaya RI Berharta Rp 67 Triliun

Pengusaha nasional kelahiran Jakarta, Chairul Tanjung, adalah orang terkaya Indonesia ke-5 menurut Forbes.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 14 Des 2015, 19:16 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 19:16 WIB
Ilustrasi Chairul Tanjung
Ilustrasi Chairul Tanjung (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha nasional kelahiran Jakarta, Chairul Tanjung, adalah orang terkaya Indonesia ke-5 menurut Forbes. Seiring dengan usahanya yang kian berkembang, pengusaha yang akrab disapa CT ini sukses mengumpulkan pundi-pundi kekayaan hingga mencapai US$ 4,8 miliar atau setara Rp 67,4 triliun (kurs: 14.054/dolar).

Kekayaan CT naik dari tahun lalu sekitar US$ 500 juta. Di tahun 2014 lalu, Forbes menaksir kekayaan pria berjuluk si Anak Singkong ini mencapai US$ 4,3 juta.

Inti bisnis dari pengusaha berumur 53 tahun itu adalah perusahaan media. Di bawah bendera perusahaan CT Corpora, ia memiliki stasiun TV Trans TV, Trans 7, CNN Indonesia juga portal berita online Detikcom.

Selain itu, CT juga mengembangkan bisnisnya di sektor retail dengan memiliki PT Trans Retail Indonesia, yang dulu dikenal dengan nama Carrefour, dan masih banyak lagi perusahaan lainnya. CT ikut berkecimpung di bidang perbankan, yaitu PT Bank Mega.

Gurita bisnis CT itulah yang menjadikannya salah satu orang terkaya Indonesia.

Perjalanan Karier

Chairul Tanjung Bangun Ritel Kelas Atas Senilai Rp 100 Miliar
Berbeda dengan konsep Carrefour sebelumnya, pusat perbelanjaan tiga lantai ini hadir dengan menggabungkan hypermarket, entertainment, food.

Pengusaha ini pernah menjabat sebagai Ketua Ekonomi Nasional dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

CT merupakan salah satu pengusaha yang merintis karier dari nol. Benih-benih bisnis mulai tumbuh dalam diri pria ini sejak bangku kuliah.

Selepas SMA, CT melanjutkan pendidikan di Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Semasa kuliah, CT berbisnis kecil-kecilan, yakni menjadi 'makelar' fotokopi.

Beberapa sumber menyebut kala itu CT menawarkan jasa fotokopi untuk rekan-rekan kuliahnya ketimbang harus membeli buku. Kebetulan, salah satu pemilik tempat fotokopi adalah putra pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah ini.

Singkat cerita, CT makin senang berbisnis dan selepas lulus kuliah, alih-alih menjadi dokter gigi, CT mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya di tahun 1987. Kala itu modal awal yang dikeluarkan sekitar Rp 150 juta yang merupakan pinjaman dari Bank Exim.

Perusahaan tersebut bergerak memproduksi sepatu untuk pasar ekspor. Karena beda visi, CT memutuskan untuk berpisah dan mendirikan perusahaan sendiri.

Lambat laun bisnis CT semakin berkembang di sektor properti, perbankan, retail, media dan lainnya. CT juga adalah salah satu orang terkaya Indonesia yang menjadi filantropis. Melalui yayasan yang dibangun bersama istrinya, CT mendirikan CT Arsa Foundation.

Tips Sukses

Belakangan ini banyak masyarakat Indonesia yang memilih menjadi wirausahawan (enterpreneur) sebagai sumber pendapatan. Jika menilik lebih jauh, kita pasti ingin tahu apakah menjadi wirausahawan itu diciptakan atau dilahirkan?.

Pengusaha suskses Chairul Tandjung mengatakan, enterpreneur terbentuk dua kondisi, yakni diciptakan dan dilahirkan.

Menurut dia, enterpreneur yang dilahirkan bukan berarti diturunkan dari gen orang tua, tetapi didorong oleh wirausaha.

"Enterpreneur ada dua, satu dilahirkan satu diciptakan, dilahirkan bukan dari gen dia lihat orang tuanya, tanpa dia sadar belajar nilai enterpeneur, tanpa dia rasa dia mulai pahami dia akan coba," kata Chairul beberapa waktu lalu.

Pengusaha yang dikenal dengan julukan Si Anak Singkong tersebut mengatakan, para enterpreneur yang diciptakan, biasanya muncul karena mereka terdesak oleh keadaan untuk membiayai kehidupan.

Dia pun mengaku masuk dalam kategori ini. "Enterpreneur diciptakan, saya diciptakan oleh keadaan yang mengharuskan saya jadi pengusaha, karena saya harus cari uang untuk mendanai hidup saya," ungkapnya.

Menurut Chairul, saat ini orang tua yang menjadi enterpreneur di Indonesia masih sedikit sehingga sedikit pula enterpreneur yang lahir. Maka, agar enterpreneur baru bermunculan di Indonesia harus di ciptakan.

"Di Indonesia orang tua enterpreneur sedikit, artinya banyak menciptakan enterpreneur, event seperti ini sebenarnya event baik menciptakan enterpreneur," pungkasnya. (Zul/Nrm)**

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya