Jam Operasi Penerbangan Sipil di Bandara Militer Diperpanjang

Demi meningkatkan jumlah wisatawan, pemerintah akan meningkatkan jumlah penerbangan di Indonesia

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jan 2016, 13:01 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2016, 13:01 WIB
20160108-Ignasius-Jonan-Faizal-Fanani
Ignasius Jonan (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku akan meningkatkan jam operasi penerbangan sipil di bandar udara (bandara) yang dikelola oleh TNI.

Peningkatan operasi sipil ini‎ dilakukan dalam rangka mendukung peningkatan jumlah penerbangan setiap tahunnya, ditambah dengan rencana pemerintah dalam peningkatan jumlah wisatawan.

‎"Itu nanti akan diatur secara teknis bersama TNI AU untuk bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas atau slot untuk penerbangan-penerbangan yang non militer untuk digunakan, atau misalnya tidak dalam keadaan darurat," papar Jonan seperti ditulis, Sabtu (9/1/2016).

Saat ini jam operasional penerbangan sipil di bandara-bandara TNI tersebut masih beragam. Ada yang hanya 12 jam dalam satu hari, namun ada juga yang hanya 10 jam dalam seharinya.

Dalam kebijakan yang direncanakan, Jonan akan menyamaratakan jam operasi sipil di bandara militer menjadi 18 jam setiap harinya.

Pada 2016 setidaknya ada lima bandara yang menjadi fokus peningkatan jam operasi sipil bandara militer di Pulau Jawa. Lima bandara itu yaitu Bandara Adi Sumarmo Solo, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Husein Sastranegara, Bandung dan Bandara Abdul Rahman Saleh, Malang.

"Itu juga untuk mendukung keinginan presiden dalam meningkatkan jumlah turis," tegas Jonan.

Seperti diketahui sebelumnya, demi meningkatkan frekuensi penerbangan pemerintah juga bakal mengalihkan beberapa rute penerbangan yang selama ini melalui ruang udara utara Pulau Jawa ke ruang udara selatan Pulau Jawa.

Jonan mengungkapkan, ada beberapa penerbangan yang berpotensi untuk dipindahkan ke jalur selatan. "Selatan itu kan untuk tujuan Jogja, Solo dan Denpasar, tiga itu saja, selama ini penerbangan ke tiga kota itu lewat utara. Itu kira-kira sepertiga dari ruang udara trafik di utara Pulau Jawa. Kalau itu bisa dipindahkan selatan, bagus," kata Jonan.

Saat ini, penerbangan dari Jakarta ke Surabaya memiliki frekuensi 150 penerbangan per jamnya. Adapun untuk ke Denpasar mencapai 170 penerbangan per jamnya.

Mengenai hal ini, Jonan mengaku juga akan berkomunikasi dengan pihak TNI AU untuk bisa memindahkan beberapa latihan penerbangannya ke luar pulau Jawa. Beberapa wilayah yang dijadikan wacana di antaranya ruang udara Kalimantan dan Papua. (Yas/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya