Revaluasi Aset Picu Aset BNI Naik Jadi Rp 12 Triliun

Aset meningkat membuat rasio kecukupan modal PT Bank Negara Indonesia Tbk naik jadi 19-21 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Jan 2016, 15:42 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2016, 15:42 WIB
20150811-DPLK BNI Mengalami Kenaikan-Jakarta
Suasana aktivitas di kantor BNI di Jakarta, Selasa (11/8/2015). Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk. mencatat hingga semester I/2015 dana kelolaan perusahaan naik 8% . (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk  telah merampungkan revaluasi aset sehingga asetnya meningkat menjadi Rp 12,2 triliun.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Achmad Baiquni mengatakan, peningkatan aset tersebut berpengaruh pada penguatan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) 2-2,5 persen. CAR BNI meningkat menjadi 19-21 persen.

"Revaluasi aset bertambah Rp 12,2 triliun dengan tambahan equity kita tambah CAR,"‎ kata Baiquni, di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Baiquni menuturkan, peningkatan aset tersebut sangat berguna bagi BNI, Perseroan mendapat tambahan ‎modal dan keuangan perusahaan menjadi lebih sehat.

"Ini sangat berarti bagi BNI dalam ekspansi tanpa adanya tambahan modal, dari hasil revaluasi," tutur Baiquni.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menjalankan aksi revaluasi aset. Diharapkan dengan revaluasi aset tersebut bisa meningkatkan permodalan perusahaan dan kemudian mendorong perekonomian RI.

"Dengan munculnya revaluasi aset itu juga akan menambah kekuatan di ekonomi kita," kata Jokowi pada awal 2016.

Revaluasi aset mesti dilakukan tidak hanya pada perusahaan besar, melainkan di seluruh kelas perusahaan. "Jadi revaluasi jangan yang gede saja, tengah dan kecil juga lakukan. Itu powermenaikan pertumbuhan ekonomi kita," ujar Jokowi.

Pemerintah mengakui, kondisi ekonomi 2015 tidak begitu baik. Ekonomi Indonesia dibayangi melambatnya perekonomian global serta kekhawatiran kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang memicu aliran dana keluar.

Pemerintah sendiri bekerja dengan melahirkan paket-paket kebijakan ekonomi. Menurut Jokowi, kondisi ekonomi yang sulit menjadi momentum untuk memperbaiki kebijakan-kebijakan yang kurang tepat.

"Nanti setelah tax amnesty juga keluar dari DPR itu juga akan menambah amunisi kita. Tanya ke dewan. Ini merupakan kunci-kunci yang harus segera kita lakukan‎," tandas dia. (Pew/Ahm)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya