Bupati Ini Sukses Sulap WC Terpanjang di Dunia Jadi Daerah Wisata

Nurdin Abdullah adalah sosok penting yang berhasil mengubah wajah daerah kecil Bantaeng di Sulawesi Selatan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Feb 2016, 13:45 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2016, 13:45 WIB
Destinasi: Geliat Wisata Tanah Tua Bantaeng
Menikmati senja di Bantaeng memberi kepuasan tersendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Nurdin Abdullah adalah sosok penting yang berhasil mengubah wajah daerah kecil Bantaeng di Sulawesi Selatan menjadi kawasan industri strategis dengan potensi investasi menggiurkan. Kini, Kota Bantaeng hidup dan memberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat di sekitarnya.   

"Saya diwariskan Kabupaten/Kota Bantaeng yang punya masalah banjir, produksi di sektor pertanian rendah, bak kota mati dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sangat kecil hanya Rp 281 miliar pada 2008," kata Nurdin mengisahkan Bantaeng dalam acara Forum CIMB Niaga 2016: The Year of Investment di Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Nurdin bergerak cepat hingga berhasil membangun desa mandiri yang menerapkan program satu desa satu perencanaan. Setiap desa harus menyusun desain kas daerahnya, sehingga dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat dapat langsung diserap.

Kondisi tersebut, sambungnya, berbeda dengan periode 2008. Di mana meskipun aliran dana desa sudah mencapai Rp 1 miliar per desa, namun sulit terserap karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM).


"Pesisir pantai sepanjang 22 kilometer (km) tidak dioptimalkan. Alhasil setiap pagi, warga berjejer membuang tinja di pantai sampai kita menyebutnya WC terpanjang di dunia," ucap Nurdin terkekeh.

Namun saat ini, lanjut Nurdin, kawasan pesisir pantai direstrukturisasi menjadi sebuah daerah wisata. Terdapat alun-alun, pusat kuliner, pusat kebugaran atau olahraga, membangun rumah sakit dengan standar internasional di atas lahan reklamasi, membangun restoran terapung.

Nurdin pun mengklaim telah mengatasi banjir dengan membangun waduk sehingga produksi lahan pertanian surplus sampai ratusan persen. "Jadi Bantaeng yang tadinya sepi, seperti kota mati, kini berubah ramai. Inilah dampak dari sebuah pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah. Ujung-ujungnya mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan," jelas Nurdin.  

Agresifitas membenahi Kabupaten/Kota Bantaeng, katanya, didukung pula pembukaan kawasan industri seluas 3.000 hektare guna merangsang investasi masuk. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan menetapkan Bantaeng sebagai kawasan industri strategis pada 2015. Kawasan ini akan diperkuat dengan pembangunan pelabuhan baru oleh swasta yang dilengkapi dengan apartemen buruh.

"Di April tahun ini, dua smelter akan berproduksi. Lalu ada 8 investor juga yang sudah datang dan survei berniat investasi di Bantaeng. Itu bisa terjadi karena kita meningkatkan pelayanan, izin prinsip cuma satu jam, dan Bupati mengeluarkan izin investasi bisa langsung konstruksi, jadi investor banyak yang datang," tandas Nurdin. (Fik/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya