Liputan6.com, Jakarta - Lima perusahaan dan dua anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersinergi dalam mengembangkan industri pariwisata untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, MEA membuat iklim bisnis mengalami perubahan, karena itu diperlukan kesiapan yang maksimal untuk menjawab segala tantangannya.
Baca Juga
"Tak terkecuali BUMN yang juga harus senantiasa mengembangkan diri demi menciptakan nilai tambah sehingga memenuhi harapan dan tuntutan para pengguna jasa yang terus meningkat," kata Rini, saat menghadiri penandatanganan sinergi BUMN, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Advertisement
Rini melanjutkan, sinergi BUMN Pariwisata menjadi salah satu upaya strategis bagi pengembangan potensi wisata BUMN. Hal itu untuk meningkatkan industri kepariwisataan khususnya pengembangan perekonomian Indonesia.
Baca Juga
"Pada 2019, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia ditargetkan mencapai 20 juta wistawan, sehingga dibutuhkan peran BUMN," ujar Rini.
Rini mengatakan, untuk menjalankan sinergi tersebut telah dibentuk Satuan Tugas, sinergi yang dijalankan berupa pengembangan portal bersama, penjualan dan pemasaran. Dengan begitu peran BUMN dalam mengembangkan sektor pariwisata menjadi kuat.
"Kesepakatan dan komitmen yangkuat harus terus dijunjung tinggi dalam pengembangan industri," tutur dia.
Perusahaan dan anak usaha yang melakukan sinergi tersebut adalah PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), PT Hotel Indonesia Natour, PT Kereta Api Indonesia, PT Garuda Indonesia, PT Patra Jasa dan PT Aero Wisata.
Sinergi BUMN tersebut dikomandoi PT Hotel Indonesia Natour, BUMN tersebut bersinergi dengan PT Aero Wisata dan Patra Jasa, untuk memperkuat dan meningkatkan jaringan perhotelan. Sedangkan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko juga melakukan sinergi BUMN pariwisata untuk memperkuat kerja sama di koridor Yogyakarta - Solo -Semarang. (Pew/Ahm)