Tertundanya Izin Kereta Cepat Tak Pengaruhi Investasi Tiongkok

Proyek kereta cepat hingga saaat ini belum juga mulai dibangun meski sudah dilakukan groundbreaking.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Feb 2016, 14:46 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2016, 14:46 WIB
20160108-BKPM-Siapkan-5-Strategi-Jakarta-AY
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani memberikan keterangan terkait strategi kejar target investasi 2016, Jakarta (8/1). BKPM menyiapkan 5 langkah strategi mendukung pertumbuhan investasi tahun 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Proyek kereta cepat hingga saaat ini belum juga mulai dibangun meski sudah dilakukan groundbreaking. Meski proyek ini agak terganjal, kepercayaan investor terhadao iklim investasi di Indonesia tak terpengaruh.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan jalannya investasi merupakan urusan dari masing-masing perusahaan. ‎Oleh sebab itu, dia meyakini belum terbitnya izin kereta cepat ini tidak akan mengganggu investasi lain asal Negeri Tirai Bambu.

"Ini kan soal bisnis. Jadi tidak mengganggu," ujarnya di Jakarta, Senin (29/2/2016).

 

 

Dia mencontohkan salah satu perusahaan otomotif asal Tiongkok, yaitu Wuling, saat ini terus melaksanakan pembangunan pabriknya di Indonesia. Wuling yang bekerja sama dengan General Motor asal Amerika ini tertarik melakukan investasi lantaran melihat pasar yang begitu besar di Indonesia dan ASEAN.

‎"Misalnya Wuling, dia akan melihat market dan prospek bisnis, bagaimana melihat ASEAN sebagai market, tidak melihat proyek ini jadi atau enggak. Jadi bisnis ini punya pertimbangan tertentu," kata dia.‎

Sementara itu, terkait pengembangan kawasan atau transit oriented development (TOD) pada setiap stasiun kereta cepat, Franky menyatakan belum ada investasi Tiongkok yang berminat untuk berinvestasi pada pengembangan kawasan tersebut.

"TOD tidak ada kaitannya dengan ini. Mereka kan juga banyak investasi di sektor metal, kimia, perbankan. Tapi poinnya bagaimana kita komunikasi dengan investor‎," ia menandaskan. (Dny/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya