Australia Lirik Investasi Budidaya Lobster di RI

Investor Australia tertarik menanamkan modalnya di sektor maritim di Indonesia. Nilai komitmennya mencapai US$ 172 juta atau Rp 2,3 triliun

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 06 Mar 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2016, 20:00 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani (Liputan6.com/Andrian Martinus)
Kepala BKPM Franky Sibarani (Liputan6.com/Andrian Martinus)

Liputan6.com, Jakarta - Kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Sydney, Australia telah mengidentifikasi minat investasi dari para investor asal Australia di sektor maritim. Sektor-sektor yang menjadi pilihan adalah jasa pesiar kapal wisata (cruise), industri galangan kapal, dan budidaya lobster dengan nilai US$ 172 juta  atau sekitar Rp 2,3 triliun. 

Kepala BKPM, Franky Sibarani menyebut, minat investasi dari Australia terdiri dari terminal pelabuhan US$ 30 juta, operator pelabuhan tanjung siapi-api dengan nilai investasi US$ 120 juta, rencana perluasan investasi di bidang jasa wisata kapal pesiar senilai US$ 7 juta, investasi baru di bidang galangan kapal senilai US$ 10 juta, dan minat investasi di bidang budidaya lobster senilai US$ 5 juta. 

 

“Lima perusahaan tersebut berlokasi di negara bagian Western Australia. Jadi, kantor perwakilan BKPM berkoordinasi dengan perwakilan RI di Perth,” paparnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (6/3/2016).

Franky melanjutkan, minat investasi Australia di sektor maritim sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan investasi di sektor tersebut. “Apalagi sebagian minat investasi yang dikemukakan memilih lokasi di wilayah Indonesia timur. Ini akan berdampak positif dalam upaya untuk mendorong pemerataan investasi yang dilakukan,” jelasnya.

Lebih jauh dikatakannya, investor Australia saat ini dapat langsung memulai konstruksi usahanya dengan memilih 14 kawasan industri yang ditetapkan mendapatkan fasilitasi kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK).

“Dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan tentunya daya tarik Indonesia tidak lagi sama seperti sebelumnya, sehingga ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh investor Australia,” ungkapnya.

Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) di Sydney, Sri Moertiningroem menambahkan, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Australia Indonesia Business Council (AIBC) di Perth untuk secara khusus memonitor minat investasi yang disampaikan.

“Selain dengan AIBC, kami juga terus menyampaikan perbaikan kemudahan investasi di Indonesia kepada investor bekerjasama dengan counter part BKPM, yakni Austrade di tingkat federal serta lembaga promosi investasi yang dimiliki oleh negara bagian Western Australia,” terangnya.

Dari data BKPM tahun 2015, realisasi investasi Australia berada di peringkat 12 sebesar US$ 167 juta, terdiri atas 443 proyek. Sementara sejak periode 2010-2015, tercatat investasi yang masuk ke Indonesia dari Australia sebesar US$ 2,07 miliar. (Fik/Zul)

 

Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya