Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan menggelar Sensus Ekonomi (SE) 2016 pada Mei mendatang. Sebanyak 340 ribu petugas diterjunkan untuk mewawancarai dan mendata 24 juta perusahaan di seluruh Indonesia, mulai dari usaha mikro hingga perusahaan nasional dan multinasional.
Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, Sensus Ekonomi merupakan pendataan lengkap seluruh aktivitas ekonomi, kecuali sektor pertanian yang dilaksanakan 10 tahun sekali di seluruh wilayah Indonesia. Survei ini akan dilakukan mencakup seluruh skala usaha dan pelaku usaha.
Dalam SE 2016 ini, jumlah usaha atau perusahaan di Indonesia mencapai 24 juta perusahaan, naik dari data SE 2006 tercatat 22 juta perusahaan. Penambahan tersebut seiring dinamika perkembangan dunia usaha selama satu dekade.
"Pada 1-31 Mei 2016, petugas BPS akan mendatangi dari rumah ke rumah, kantor ke kantor. Kami akan wawancara, dan mendata mulai dari tukang cukur, pedagang kaki lima (PKL) sampai perusahaan raksasa, seperti Indofood, Krakatau Steel, dan lainnya," kata Suryamin saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Baca Juga
Untuk memuluskan jalannya sensus besar ini, diakui Suryamin, BPS merekrut sekitar 340 ribu petugas. Petugas BPS tersebut merupakan hasil seleksi terbuka dari ribuan pendaftar.
BPS mencatat, jumlah pendaftar petugas Sensus Ekonomi 2016 menembus 10 kali lipat jika dibandingkan dengan sensus sebelumnya. Sementara jumlah pegawai BPS di seluruh Indonesia hanya sebanyak lebih dari 16 ribu pegawai.
"Petugas ini sudah kami berikan pelatihan empat hari. Petugas dilatih mengenai cara mengisi kuesioner, konsep definisi setiap pertanyaan, bagaimana melakukan wawancara responden, tujuan pengumpulan data, serta lainnya," kata Suryamin.
Data dari hasil Sensus Ekonomi 2016 akan diumumkan atau dipublikasi pada Desember ini. Data yang dihasilkan sangat penting dan bermanfaat bukan hanya bagi pemerintah dan pelaku usaha, tapi juga seluruh lapisan masyarakat.
Sensus Ekonomi 2016, menurut Suryamin, selaras dengan program Nawacita pemerintah dalam meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Dengan begitu, bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa Asia lainnya. Serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik.
"Hasil Sensus Ekonomi 2016 nantinya akan menjadi bahan acuan kebijakan terkait ekonomi oleh pemerintah," ujarnya.
Tantangan BPS dalam melaksanakan Sensus Ekonomi 2016 adalah mendapatkan data dari individu pengusaha. Artinya kata Suryamin, pengusaha masih khawatir data disalahgunakan untuk tujuan tertentu, seperti pajak dan kepentingan lainnya.
"BPS menjamin kerahasiaan data setiap responden, jadi kita perlu kejujuran dari pelaku usaha. Sensus ini gratis, tidak ada sangkut paut dengan pajak. Jadi tidak perlu takut," pinta Suryamin. (Fik/Gdn)