Liputan6.com, Jakarta - Wanita pebisnis Indonesia diakui di dunia internasional. Buktinya, beberapa nama wanita pebisnis asal Tanah Air mendapatkan predikat sebagai wanita pebisnis paling berpengaruh di Asia.
Majalah Forbes merilis sejumlah nama wanita pebisnis yang di Asia peran mereka cukup berpengaruh. Yang membanggakan ada beberapa nama dari Indonesia. Meski tak banyak, itu cukup membuktikan bahwa wanita pengusaha Indonesia pun bisa sukses dan tak bisa dipandang sebelah mata.
Advertisement
Dari 50 orang wanita pebisnis paling berpengaruh tersebut, ada tiga nama yang berasal dari Indonesia. berikut nama mereka seperti dilansir dari Forbes, Sabtu (9/4/2016).
Advertisement
1. Shinta Widjaja Kamdani - CEO Sintesa Group
Wanita berumur 49 tahun ini lahir dari keluarga pengusaha. Shinta belajar berbisnis dari sang Ayah Johnny Widjaja dan kakeknya Oey Kim Tjiang. Sintesa adalah perusahaan yang dimulai dari bisnis perkebunan karet yang dinamai Tigaraksa di 1919 dan sekarang menjadi distributor terbesar dari produk konsumsi.
Melalui Sintesa, Shinta mengendalikan 17 perusahaan yang bergerak di bermacam-macam industri, mulai dari properti, manufaktur energi, dan produk konsumsi.
2. Parwati Surjaudaja - Presdir dan CEO Bank OCBC NISP
Parwati adalah satu dari sedikit bankir sukses di Indonesia. Wanita ini telah mengepalai bank NISP sejak Desember 2008 setelah bergabung di 1990 sebagai direktur. Bank tersebut didirikan pada 75 tahun lalu di Bandung dan dimiliki oleh kakeknya.
Ayahnya, Karmaka, mengubah bank ini menjadi salah satu bank terbesar dan sekarang berada di peringkat 12 dengan aset mencapai US$ 9,2 miliar.
3. Wendy Sui Cheng Yap - Co-founder, President Director & CEO Nippon Indosari
Wendy adalah CEO dari produsen roti Nippon Indosari atau yang lebih terkenal dengan merek Sari Roti. pada Februari lalu, perusahaannya melakukan kerja sama joint venture untuk membuka pabrik di Filipina. Nippon akan berinvestasi sekitar US$ 6,8 juta dan menjadi pemegang saham terbesar di kerja sama tersebut.
Perusahaannya terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki pendapatan US$ 121,9 juta pada sembilan bulan pertama di 2015. Yap adalah anak dari Piet Yap, mantan eksekutif Salim Group.