Ekspor Produk Olahan CPO RI Meningkat

Penerapan campuran biodiesel 20 persen pada solar juga telah meningkatkan harga crude palm oil (CPO).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Apr 2016, 15:41 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2016, 15:41 WIB
20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit‎ mencatat ekspor produk kelapa sawit mencapai 7,42 juta ton hingga Maret 2016. Ekspor tersebut didominasi produk olahan, sehingga menunjukkan hilirisasi sawit telah berjalan.
‎

"Dari Januari sampai Maret 2016, total ekspor produk sawit mencapai 7,42 juta ton," kata Direktur Utama BPDP Bayu Krisnamurthi, di Kantor BPDP, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Bayu mengungkapkan, mayoritas terjadi pada ‎produk olahan mencapai 6,47 juta ton atau sekitar 87,2 persen dari total ekspor produk sawit pada periode tersebut dari total ekspor crude palm oil (CPO) mencapai 7,42 juta ton.

"Dari jumlah itu, yang berbentuk produk medium artinya olahan menengah atau olahan lebih lanjut dari CPO telah mencapai 87,2 persen," ujar Bayu.

Bayu menuturkan, hal itu menunjukkan hilirisasi industri sawit Indonesia telah berjalan karena didorong penerapan pungutan sebesar US$ 50 untuk setiap ton CPO yang diekspor dan US$ 30 per ton untuk ekspor produk olahan CPO.‎

"Artinya proses hilirisasi dalam industri sawit Indonesia telah berjalan kebijakan pungutan lebih tinggi bahan baku dan lebih rendah produk hilir telah berdampak pada industri sawit Indonesia," tutur Bayu.

Bayu menamb‎ahkan, saat ini harga CPO naik dari US$ 450 per ton pada tahun lalu menjadi US$ 700 per ton. Harga tersebut terdongkrak oleh penerapan campuran biodiesel 20 persen pada solar (B20) yang telah ditetapkan pemerintah.

"Adanya biodiesel Indonesia ini telah berkontribusi pada kenaikan harga CPO pada tahun lalu US$ 450 per ton saat ini sudah mendekati US$ 700 per ton. Itu karena ada permintaan dari Indonesia tecermin harga T‎BS tahun lalu Rp 800 per Kg, sekarang Rp 2.000 per kg," ujar Bayu. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya