10 Produk yang Gencar Pasang Iklan di Televisi

Nielsen Indonesia mencatat belanja iklan di televisi tumbuh 33 persen menjadi Rp 24,2 triliun pada kuartal I 2016.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Mei 2016, 16:30 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2016, 16:30 WIB
10 Produk yang Gencar Pasang Iklan di Televisi
Nielsen Indonesia mencatat belanja iklan di tv tumbuh 33 persen jadi Rp 24,2 triliun pada kuartal I 2016.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga survei Nielsen Indonesia mencatat belanja iklan di TV mengalami pertumbuhan 33 persen menjadi Rp 24,2 triliun pada kuartal I 2016 dbanding periode sama tahun sebelumnya Rp 18,1 triliun.

Berdasarkan data Nielsen, terdapat 10 me‎rek yang mendominasi belanja iklan pada kuartal I tahun ini. Pertama, produk rokok Dunhill dengan belanja iklan Rp 420,4 miliar. Posisi kedua disusul Indomie dengan belanja iklan sebesar Rp 272,1 miliar.

"Kita percaya memang confidence ekonomi kembali growing semakin besar," kata Direktur Media Nielsen Indonesia Hellen Katherina di Gedung WTC, Jalan Sudirman Jakarta, Selasa (17/5/2016).

Urutan ketiga dan keempat kembali diisi oleh dua produk rokok, yakni Djarum Super Mild sebesar Rp 200,2 milar dan Gudang Garam Signature Rp 176,6 miliar. Posisi kelima diisi oleh brand Top Kopi dengan belanja iklan Rp 173 miliar.

Posisi keenam, perwakilan pemerintah, yakni Kementerian Kesehatan melakukan belanja iklan sebesar Rp 164,9 miliar. Angka tersebut ternyata naik 25,356 persen dibanding kuartal I tahun 2015.

Kenaikan drastis ini disebabkan Kementerian Kesehatan sebelumnya tidak melakukan belanja iklan. "Kementerian Kesehatan karena mengampanyekan pekan polio," ujar dia.

Urutan ketujuh ditempati SGM Eksplore 1 Plus dengan belanja iklan Rp 159,2 miliar, posisi delapan dipegang iklan rokok Dji Sam soe Rp 152,2 miliar, sembilan dipegang Telkomsel Rp 151 miliar.

Terakhir, pemain e-commerce Tokopedia menempati merek dengan belanja iklan terbesar. Nielsen menyebutkan belanja iklan Tokopedia mencapai Rp 147,8 miliar pada kuartal I 2016. Meski tak secara detail, dia memperkirakan belanja iklan pemain e-commerce bakal menurun.

‎"Kalau estimasi saya nature produk e-commerce beda sama sampo. Kalau sampo harus terus punya awareness tidak mungkin tidak iklan TV. Tapi kalau e-commerce once orang sudah pakai belum tentu beriklan se-heavy lagi. ‎Karena sebagai platform bisa meng-engage langsung karena tahu apa yang dibeli produknya," tutur dia. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya