75 Perusahaan AS Bakal Garap Proyek Listrik RI

Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan, pemerintah Amerika Serikat terus mendukung pengembangan sektor energi Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Mei 2016, 20:20 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2016, 20:20 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Ancaman krisis listrik sistem Jawa-Bali yang sebelumnya diprediksi terjadi pada 2018, kini diproyeksikan terjadi pada 2016. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan memboyong 75 perusahaan untuk ikut berpartisipasi pada ‎proyek kelistrikan Indonesia, terutama yang masuk dalam program pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW).

‎Duta Besar Amerika Serikat Untuk Indonesia Robert O. Blake Jr‎ mengatakan, perusahaan tersebut bergerak pada sektor kelistrikan, Energi Baru Terbarukan (EBT), dan keuangan dalam skala besar maupun kecil.

"US power working group yang terdiri 75 perusahaan Amerika Serikat, 24 diantaranya baru datang berkunjung minggu ini," kata Blake, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (18/5/2016).

‎Blake menuturkan, banyak perusahaan yang dibawa tersebut membuktikan, keseriusan Amerika Serikat yang ingin berperan dalam sektor ketenaga listrikan terutama program pembangkit listrik 35 ribu MW.

 

"Amerika Serikat untuk mendukung tujuan yang sangat ambisius dari Presiden Joko widodo dan juga bapak menteri Sudirman Said untuk mencapai proyek 35 MW," tutur Blake.

Blake mengaku bangga atas digunakannya produk Amerika Serikat dalam proyek kelistrikan, di antaranya empat buah unit turbin Produk General Electric pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo berkapasitas 100 MW.

"Dan saya sangat bangga sekali banyak proyek awal yang dimulai dan itu proyek dari perusahaan dari Amerika," ‎tutur Blake.

Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said mengungkapkan, pemerintah Amerika Serikat terus mendukung pengembangan sektor energi Indonesia, dengan memberikan masukan untuk memperbaiki kebijakan maupun

"Selalu kami mendapat masukan perbaikan dari sisi policy dari sisi investasi maupun pelaksanaan projek," tutur Sudirman.  (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya