Liputan6.com, Jakarta - Â Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir. Ini menjadi tren pelemahan rupiah yang cukup signifikan di bulan Mei 2016.
Menanggapi hal itu, Bank Indonesia nampaknya tak terlalu khawatir. Pelemahan nilai tukar rupiah dipandang Bank Indonesia masih wajar, dan lebih dipengaruhi oleh sentimen global.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menjelaskan, setidaknya ada dua sentimen global yang paling dominan dalam mempengaruhi pelemahan rupiah belakangan ini.
Baca Juga
"Ini adalah lebih dari ketika hasil FOMC meeting dibahas kelihatan bahwa FOMC berkeyakinan ada kesempatan didukung oleh data Juni nanti Fed Fund Rate dinaikkan. Tapi tetap dilakukan gradual, dan dilakukan dua kali dalam 1 tahun. Jadi tentu ini direspons dunia, dan itu berdampak pada mata uang dari negara secara umum turun," kata Agus di Gedung Bank Indonesia, Kamis (19/5/2016).
Sementara faktor kedua, dikatakan Agus yaitu timbul dari daratan Eropa. Beberapa diskusi yang dilakukan pemerintah di negara-negara Eropa, memunculkan resiko negara berkembang ‎terkait rencana pecahnya Inggris dari Uni Eropa. "Ini jg membuat tambahan gejolak‎," tegas Agus.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus tertekan sepanjang perdagangan Kamis pekan ini. Spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (the Fed) menjadi faktor penekan rupiah.
Mengutip Bloomberg, Kamis (19/5/2016), rupiah dibuka di angka 13.442 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan posisi penutupan kemarin yang ada di angka 13.380 per dolar AS. Rupiah terus melemah sepanjang hari dan sempat menyentuh angka 13.550 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.439 per dolar AS hingga 13.550 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih menguat 1,89 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di angka 13.467 per dolar AS. Patokan tersebut turun jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.319 per dolar AS.‎