Proyek 35 Ribu MW Dapat Atasi Masalah Listrik RI

Program pembangkit listrik 35 ribu MW dapat mengatasi penyediaan listrik nasional masih sangat rentan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Mei 2016, 15:16 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2016, 15:16 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Ancaman krisis listrik sistem Jawa-Bali yang sebelumnya diprediksi terjadi pada 2018, kini diproyeksikan terjadi pada 2016. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - RefoMainer Institute memandang kasus pemadaman listrik di wilayah Nias menegaskan sampai saat ini penyediaan listrik nasional masih sangat rentan. Namun, program pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) dapat memperkuat kelistrikan tersebut.

‎Direktur Eksekutif ‎RefoMainer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, jika dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, sejumlah indikator kelistrikan Indonesia relatif tertinggal. Salah satu, konsumsi listrik per kapita Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.

"Bagitu pula dengan rasio kapasitas terpasang per seribu penduduk, Indonesia juga tertinggal dibandingkan negara ASEAN yang lain," kata Komaidi, di Jakarta, Senin (23/5/2016).

Komaidi melanjutkan,  rasio kapasitas terpasang per seribu penduduk dari Singapura 2,03 Mega Watt (MW), Brunei Darussalam 1,84 MW, Malaysia 0,98 MW, dan Thailand 0,81 MW, sedangkan rasio kapasitas terpasang listrik Indonesia tercatat baru sekitar 0,19 MW untuk per seribu penduduk.

Namun, pemerintah dipandang tidak tinggal diam melalui terobosannya yaitu program kelistrikan 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah Presiden Joko Widodo dan program percepatan kelistrikan 10 ribu MW pertama dan kedua yang dicanangkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono daapat mengatasi kerentanan kelistrikan tersebut.

"Mengacu pada permasalahan yang ada tersebut, ReforMiner menilai program 35 ribu MW yang dilaksanakan oleh pemerintahan Jokowi-JK dan program 10.000 MW I & II yang telah dilaksanakan oleh pemerintahan Presiden SBY sebelumnya merupakan terobosan yang sangat tepat," ungkap Komaidi.

Program pembangunan infrastruktur listrik 35 ribu MW sangat penting bagi Indonesia. Hampir semua infrastruktur yang tengah diprogramkan pemerintah tak terlepas dari kebutuhan akan listrik. Proyek ini dinilai mendesak untuk dibangun.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyatakan, pemerintah berkomitmen untuk menyediakan banyak infrastruktur yang dibutuhkan investor. Bendungan, jalan tol, jalur kereta, irigasi dan proyek lainnya membutuhkan pasokan listrik.

Teten, di acara diskusi dengan Kementerian ESDM, PT PLN, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minum serta media, menyebut pemerintah akan terus mengawal dan memonitor perkembangan pembangunan distribusi listrik di seluruh Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap listrik di seluruh daerah di Indonesia, pemerintah menargetkan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dari 88 persen di 2015 menjadi 97 persen di akhir 2019.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jarman mengatakan, dalam program pembangkit listrik 35 ribu MW, Kementerian ESDM meluncurkan program Indonesia Terang (PIT), demi mengejar target rasio elektrifikasi tadi.

"PIT adalah bagian dari terobosan kebijakan dan peningkatan kapasitas. Program ini harus segera diselesaikan untuk memenuhi target rasio elektrifikasi di Indonesia," tutur Jarman.

Berdasarkan data Kementerian ESDM , kapasitas pembangkit listrik terpasang sampai akhir 2015 sebesar 55.528,8 MW. Angka ini, lanjutnya, sudah meningkat sebesar 2.996,8 MW sejak Oktober 2014. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya