Rizal Ramli Minta Proyek Migas Blok Natuna Dikaji Ulang

Terdapat 15 blok pengelolaan sumber daya alam gas dan minyak bumi di Blok Natuna yang mandek.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 30 Jun 2016, 13:59 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2016, 13:59 WIB
Rizal Ramli
Rizal Ramli meminta agar pihak-pihak yang terkait dengan proyek-proyek minyak dan gas (migas) di Blok Natuna dikaji ulang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli meminta agar pihak-pihak yang terkait dengan proyek-proyek minyak dan gas (migas) di Blok Natuna dikaji ulang. Permintaan tersebut muncul setelah Rizal melihat ada beberapa proyek migas di wilayah tersebut betul-betul mandek total.

Rizal menjelaskan, dalam hitungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, terdapat 15 blok pengelolaan sumber daya alam gas dan minyak bumi di wilayah tersebut yang mandek.

“Ada yang hanya mandek sementara karena harga lagi turun. Blok migas yang mandek sementara kita akan dorong supaya dipercepat,” kata dia seperti dikutip dari laman Maritim.go.id, Kamis (30/6/2016). 

Rizal Ramli melanjutkan, proyek-proyek yang mandek total, lebih bagus diambil alih oleh pemerintah dan dibuka kesempatan kepada pemain baru.

Salah satu ladang yang cukup besar di wilayah Natuna adalah Gas Natuna Timur. Cadangan gas di ladang tersebut mencapai empak kali jika lebih besar jika dibandingkan dengan Blok Masela. Namun memang, blok tersebut memiliki sisi negatif yaitu 70 persen dari gas itu adalah carbon dioksida (CO2.)

Oleh karena itu, agar gas di ladang tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal maka kandungan CO2 tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu. Untuk menjalankan aktivitas tersebut, memerlukan biaya yang tidak kecil.

"Tadinya ini dikuasai oleh konsorsium asing, Exxon dan lainnya, untuk sementara Pertamina kami minta untuk mengkoordinasikan dahulu, dan selanjutnya para pemain nasional yang lain akan diikutsertakan, pada saat harga minyak sekarang yang sudah mulai naik sedikit,” sambung Rizal Ramli.

“Mungkin tahun depan sudah bisa ke US$ 60 hingga US4 70. Pada saat itulah investasi dan eksplorasi di bidang ini menarik. Esensinya, kita mau daerah Natuna itu jadi tempat untuk proccessing gas dan industri termasuk peralatannya,” tandas dia.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya