Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Bintan dengan mengoperasikan Gardu Induk (GI) Sri Bintan 30 Mega Volt Ampere (MVA) dan transmisi 150 Kilo Volt (kV) Tanjung Uban-Sri Bintan sepanjang 19,88 kilometer-route (kmr) yang memiliki 54 tower.
Direktur Bisnis Regional Sumatera Amir Rosidin mengatakan, ‎Gardu Induk tersebut telah masuk sistem pada 24 Juli 2016 lalu , yang sebelumnya telah beroperasi GI 150 KV Tanjung Uban 30 MVA dan GI Ngenang 10 MVA bersamaan energized kabel laut Batam Bintan pada 10 November 2015.
"Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Kepulauan Riau dan stakeholders terkait serta masyarakat pemilik lahan dan yang dilintasi jalur transmisi," kata Amir, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Advertisement
Selain mengoperaskan Gardu Induk, PLN juga berhasil menyelesaikan transmisi 150 Kilo Volt (kV) Tanjung Uban-Sri Bintan sepanjang 19,88 kmr yang memiliki 54 tower. Dengan energize-nya GI dan transmisi ini artinya interkoneksi listrik melalui kabel laut dari Batam menuju Bintan sudah bisa dinikmati masyarakat.
Baca Juga
Saat ini, sistem kelistrikan Pulau Bintan masih mengunakan SUTM 20 kV mulai dari Tanjung Uban sampai kota Tanjung Pinang yang memiliki total daya terpasang sebesar 99,3 MW yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Galang Batang, Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Suka Berenang, PLTD Air Raja dengan Total daya mampu sebesar 62,6 MW. Dengan sistem interkoneksi Batam - Bintan ini sistem kelistrikan di Bintan meningkat menjadi 150 MW.
Secara keseluruhan sistem interkoneksi Batam - Bintan terdiri dari 255 tapak tower listrik dan melewati Lintas Barat Tanjung Uban - Tanjung Pinang, serta ke Kijang.
Selain itu, PLN juga membangun tiga GI yaitu, Sri Bintan berkapasitas 30 MVA, Air Raja berkapasitas 2 x 30 MVA dan Kijang berkapasitas 30 MVA yang merupakan babak baru sistem kelistrikan di Pulau Bintan, di mana semula menggunakan Sistem Tegangan Menengah 20 kV sebagai backbone kelistrikan Pulau Bintan, maka tidak lama lagi beralih menjadi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV sebagai backbone yang terintegrasi dengan sistem kelistrikan Batam.
Dengan masuknya sistem interkoneksi Batam - Bintan ini diharapkan bisa memenuhi pasokan listrik dan melayani pelanggan Pulau Bintan yang saat ini mencapai 111.500 pelanggan, dapat menjadi katalisator pembangunan ekonomi dan industri di Pulau Bintan, serta mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga lebih dari Rp 12 miliar per bulannya.
"Kami perkirakan minggu depan seluruh sistem interkoneksi dari Batam - Tanjung Uban - Sri Bintan-Air Raja -Kijang akan selesai. Jika semua sistem interkoneksi telah terpasang, maka PLN akan mampu mengurangi jumlah pembangkit sewa yang ada dan menggantinya dengan listrik dari Interkoneksi Batam - Bintan, sehingga PLN diperkirakan dapat menghemat Rp 16.969.000 per jam atau Rp 12.217.680.000 per bulan," tambah Amir.