PLN Umumkan Pemenang Tender Proyek PLTGU Jawa 1 Bulan Depan

PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) telah melakukan proses klarifikasi dan evaluasi dokumen proyek PLTGU Jawa 1

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 13 Sep 2016, 10:43 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2016, 10:43 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) telah melakukan proses klarifikasi dan evaluasi dokumen proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Jawa 1 berkapasitas 2 x 800 MW. Bulan depan, pemenang tender proyek ini akan segera diketahui.

"Kira-kira tiga minggu dan empat minggu dari sekarang ditentukan pemenangnya," kata Direktur Pengadaan PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso ditulis Selasa (13/9/2016).

Pada akhir waktu pengumpulan dokumen lelang proyek tersebut, 25 Agustus 2016, terdapat 4 konsorsium raksasa yang berpartisipasi yaitu, Adaro-Sembcorp, Mitsubishi-PJB-Rukun Raharja, Pertamina-Marubeni-Sojitz, dan Medco-Nebras. 

Melihat antusias dari peserta tender, PLN mengaku optimistis salah satu bagian dari proyek listrik 35 ribu MW ini akan terealisasi di akhir 2020.

Salah satu yang antusias mengincar proyek ini adalah Konsorsium Mitsubishi, dengan Mitsubishi sebagai leader konsorsium. Berbekal latar belakang menjadi pemenang tender EPC PLN yang lokasinya berada di wilayah Pantai Utara Jakarta, yakni proyek PLTGU Muara Tawar dengan kapasitas 500 MW dan PLTGU Tanjung Priok berkapasitas 800 MW, Mitsubishi berpotensi memenangkan tender.

Pihak Mitsubishi mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada PLN yang telah memercayakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang ini kepada Konsorsium Mitsubishi – Wijaya Karya.

Dalam lelang kali ini, Mitsubishi menggandeng PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), yang notabene anak perusahaan PLN, sang penyelenggara lelang, sebagai partner konsorsium.

Direktur Eksekutif Refominer Institute Komaidi Notonegoro menyarankan agar proyek pembangkit listrik tidak dilakukan oleh satu kontraktor saja. Hal itu diperlukan guna menekan risiko.

Risiko pertama yaitu jika dilakukan oleh satu kontraktor dikhawatirkan pengerjaan proyek bisa molor dari target. Risiko kedua yaitu dari sisi finansial atau keuangan. Dengan banyaknya proyek pembangkit yang dipegang oleh Mitsubishi, maka investasi atau beban keuangan yang harus ditanggung menjadi sangat besar.

Apalagi proyek PLTGU Jawa 1 ini menyerap nilai investasi raksasa, yakni mencapai US$ 2 miliar atau sebesar Rp 26 triliun.

“Kalau itu didistribusikan ke peserta lain, akan lebih cepat selesai. Ini juga harus dilihat dari sisi finansial. Kalau disebar maka kemampuan finansialnya juga akan terdistribusi,” ujar Komaidi.

Selain biaya investasi yang besar, PLTGU Jawa-1 adalah pembangkit terbesar yang pernah dibangun dalam satu lokasi di Indonesia. Untuk itu, dalam proyek ini PLN ditantang untuk membuktikan profesionalismenya.

Jika Mitsubishi ditunjuk sebagai pemenang tender Proyek PLTGU terbesar se-Indonesia (PLTGU Jawa-1), Mitsubishi bakal mencetak hattrick dalam memenangkan proyek kelistrikan di wilayah pantai Jakarta Utara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya