Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita meninjau beberapa daerah sentra produksi komoditas pangan di Provinsi Lampung, akhir pekan ini. Kunjungannya ke perusahaan penggemukan sapi, pabrik gula untuk memastikan pasokan dan harga komoditas pangan yang masih tinggi di pasar.
“Rata-rata harga daging sapi dan gula eceran nasional masih relatif tinggi, sehingga saya ingin mengecek ke lapangan, memantau kondisi pasokan dan harga komoditas sapi dan gula di daerah sentra produksi,” kata Enggar dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (18/9/2016).
Dalam kunjungan kerjanya, Mendag Enggar meninjau PT Adi Karya Gemilang dan PT Great Giant Livestock (PT GGL) di Kabupaten Lampung Tengah, PT Austasia Stockfeed di Kabupaten Lampung Timur, dan PT Pemuka Sakti Manis Indah (PT PSMI) di Kabupaten Way Kanan.
Di lokasi pertama PT Adi karya Gemilang, Enggar berdialog dengan pelaku usaha tentang produk pangan dan non pangan yang berbahan dasar singkong maupun kelapa sawit.
Lokasi kedua yang dikunjungi perusahaan penggemukan sapi PT GGL. Mendag melongok fasilitas tempat penggemukan sapi serta pelepasan sapi indukan bunting untuk kelompok tani binaan PT GGL. PT Austasia Stockfeed, lokasi ketiga, ia melakukan peninjauan untuk melihat kesiapan pelaku usaha untuk meningkatkan stok sapi nasional.
"Harapannya dalam dua tahun ke depan program yang sedang dijalankan oleh PT Austasia Stockfeed dapat mewujudkan sapi wagyu 100 persen lokal," jelas dia.
Sementara itu, Enggar meninjau pabrik milik PT PSMI yang mengolah tebu menjadi gula kristal putih. Kunjungannya memastikan kapasitas produksi gula.
Dia menekankan agar produsen gula dapat menekan harga sampai Rp 12.500 per kilogram (kg) di tingkat konsumen.
“Saya sudah minta mereka untuk menekan harganya sampai di konsumen Rp 12.500 per kg. Nanti akan dicap di kemasan, harga eceran tertinggi sebesar itu,” tegas Enggar.
Secara keseluruhan, ia mengatakan, untuk mencapai stabilitas harga, keseimbangan antara pasokan dan permintaan harus dijaga dengan prinsip pemberdayaan petani dan peternak rakyat. “Tujuannya agar pembangunan ekonomi turut dirasakan oleh masyarakat banyak,” tutur dia.
Paling penting, lanjut Enggar, peternak besar harus melakukan pembibitan sapi dan membangun kemitraan dengan peternak rakyat. Begitu juga untuk komoditas gula. Produsen gula harus dapat merangkul para petani tebu dengan pola kemitraan yang adil dan saling menguntungkan.
“Kalau mereka bermitra, maka perkembangan dan peningkatan produktivitas peternak rakyat terbantu, sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam memenuhi kebutuhan daging sapi di Indonesia,” pinta Enggar.(Fik/Nrm)