RI Bisa Contoh Hungaria Soal Pengembangan Pariwisata

Saat ini jumlah wisatawan yang datang ke Hungaria mencapai 40 juta per tahun. Padahal jumlah penduduknya hanya 9 juta jiwa.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Okt 2016, 14:11 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2016, 14:11 WIB
20160718-Atraksi-Pesawat-Hungaria-Red-Bull-Air-Race-2016-Reuters
Pilot asal Austria, Hannes Arch melakukan manuver pada pesawatnya saat mengikuti Kejuaraan Dunia Red Bull Air Race 2016 di atas Sungai Danube, Budapest, Hongaria (17/7). (Aron Suveg/Red Bull Content Pool)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah dan para pelaku usaha dinilai bisa mencontoh negara lain yang telah sukses dalam pengembangan pariwisata. Negara yang bisa menjadi salah satu contoh Indonesia, yaitu Hungaria.

‎Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir menyatakan, ‎‎saat ini jumlah wisatawan yang datang ke Hungaria mencapai 40 juta per tahun. Padahal jumlah penduduknya hanya 9 juta jiwa.

Menurut dia, kesuksesan Hugaria dalam menarik wisatawan asing untuk datang karena memiliki setiap daerah memiliki zonasi ‎pariwisata.

Dalam zonasi tersebut, wisatawan mendapatkan pengalaman pariwisata yang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan asing tersebut.

"Budapest (Hungaria) itu pariwisata sudah 40 juta. Padahal penduduknya 9 juta‎. Kenapa? Karena tempat-tempat pariwisatanya seperti ada zonasinya, di situ ada paket-paket, industri kecilnya yang dijual apa, hotelnya apa, budayanya apa. Itu beda-beda di masing-masing tempat," ujar dia dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Roadmap Industrialisasi 2045 Bidang Pariwisata di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/10/2016)‎.

Bahkan, lanjut Soetrisno, pemerintahnya melarang produk-produk dari negara lain untuk masuk‎ ke zona pariwisata tersebut. Ini sebagai upaya untuk memperkenalkan produk-produk lokal kepada wisatawan dari negara lain.

"Mereka melarang di zona itu barang dari luar negeri. Misalnya di suatu tempat IKM tekstil, itu bajunya harus made in Hungaria, tidak ada Polo, Nike, McDonald, nggak ada," kata dia.

Oleh sebab itu, Soetrisno mengajak pihak-pihak terkait baik pemerintah maupun swasta untuk mengembangkan hal-hal seperti ini di Indonesia.

Sebab jika pariwisata di negara ini mampu berkembang dengan baik, bukan hanya membawa keuntungan bagi sektor bisnis tetapi juga berdampak kepada masyarakat yang lebih luas.

‎"Saya ajak untuk jadi agen-agen perubahan. Ini untuk kepentingan orang yang lebih banyak," tandas dia.‎(Dny/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya