Bila Harga Minyak US$ 30 per Barel, Petronas PHK Karyawan di RI

Petronas ‎Cari Gali Indonesia akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika harga minyak terus turun dan menyentuh US$ 30 per barel

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Okt 2016, 16:30 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 16:30 WIB
Begini Cara BUMN RI Bisa Tandingi Petronas Malaysia
Dorongan tersebut dapat mengantarkan ratusan BUMN Indonesia supaya mengantongi pendapatan lebih besar dari BUMN asing.

Liputan6.com, Jakarta Petronas ‎Cari Gali Indonesia akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika harga minyak terus turun dan menyentuh US$ 30 per barel. Hal ini sebagai langkah efisiensi penurunan harga minyak dunia.

Country Chairman Petronas Indonesia Mohamad Zaini Md Noor mengakui telah melakukan PHK pada pekerjanya yang berada di Malaysia. Selain itu, beberapa rencana pengembangan ditunda akibat penurunan harga minyak dunia.

‎"Di Malaysia betul sebab kami terpaksa review balik untuk lebih efisien, number of people, jadi balance. karena sekarang beberapa development dimundurkan jadi kami terpaksa tengok balik jumlah karyawan," kata Zaini di Jakarta, Senin (10/10/2016).

Menurut Zaini, untuk di Indonesia saat ini Petronas belum melakukan PHK. Namun jika harga minyak terus tertekan hingga level US$ 30 per barel, dengan terpaksa perusahaan migas asal Malaysia tersebut mengambil keputusan memecat pekerjanya.

‎"Belum ada (PHK di Indonesia), tapi di perusahaan lain di Indonesia sudah ada. Tapi kalau bulan depan depan harga minyak jatuh ke US$ 20-30, mungkin terpaksa ambil hal yang sama. Karena perusahaan enggak efisien," jelas Zaini.

Zai‎ni mengungkapkan sebab Petronas masih mempertahankan pekerja di Indonesia, bahkan berencana menambah pekerja. Ia menuturkan saat ini sedang dilakukan pengembangan bisnis hulu migas di Indonesia. Dia pun berharap harga minyak semakin membaik hingga menyentuh angka US$ 60 per barel agar PHK dapat dihindari.

‎"Kalau pendapat saya, stabil 60-an, alhamdulillah. Sebab, saya ingat tahun 1997 harga minyak turun sampai US$ 10 per barel. Waktu itu beda, tapi sekarang?" tutup Zaini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya