Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku telah berkomunikasi dengan petinggi Google guna membahas masalah pajak yang harus dibayarkan perusahaan ke Indonesia.
Dari hasil komunikasinya, dia mengaku manajemen Google memberikan komitmen untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Bahkan Google menyampaikan permintaan maaf terkait pengiriman surat kepada pemerintah Indonesia, melalui manajemennya yang berkantor di Singapura.
"Kalau komunikasi saya dengan mereka, intinya Google mengatakan mereka tidak berniat untuk menolak (pemeriksaan), dengan mengirimkan surat itu. Hanya legal council-nya yang menulis demikian," kata Rudiantara di Kantor Kepala Staf Presiden, Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Baca Juga
Dia mengaku sudah menegaskan kepada Google untuk duduk bersama untuk mencari jalan keluar perihal tagihan pajak dari pemerintah Indonesia.
Advertisement
"Ya saya katakan kalau mau baik, ya ayo duduk sama teman-teman pajak. Saya tidak akan menyerah untuk meminta mereka untuk duduk bersama," dia menegaskan.
Sebelumnya Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres), Sofjan Wanandi, mengakui adanya negosiasi antara pemerintah dan manajemen Google terkait pemenuhan tunggakan pajak.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak kini tengah mencari jalan keluar agar perusahaan internet raksasa asal Amerika Serikat (AS) itu mau membayar pajak di Indonesia.
"Ditjen Pajak dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang mencari jalan keluar. Mereka harus bayar pajak sebab perusahaan IT dalam negeri biarpun rugi tetap bayar pajak, masa Google tidak bayar, it's not fair," dia menegaskan.
Diakui Sofjan, Google bersedia memenuhi kewajibannya membayar pajak di Indonesia. Namun ada sejumlah aturan, hukum, tarif pajak, dan lainnya yang masih akan dinegosiasikan antara Google dan pemerintah Indonesia melalui Ditjen Pajak.
"Mereka mau membayar pajak, tapi masih negosiasi soal rate, masalah hukum diselesaikan, dan permintaan sejumlah aturan diperbaiki supaya mereka bisa bayar. Sekarang lagi hitung-hitungan dan kami sedang atur itu," tutur dia.
Sofjan berpendapat, Google memiliki masalah pajak lebih besar di negara lain ketimbang Indonesia. Perusahaan tersebut, selalu berbisnis dengan mencari pajak paling rendah.(Yas/Nrm)