Infrastruktur Rusak Berat Bikin Distribusi di Bengkulu Rendah

Angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di Bengkulu masih berada di atas rata-rata nasional.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 02 Nov 2016, 12:54 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2016, 12:54 WIB
Alur logistik Bengkulu rendah karena kondisi infrastruktur jalan penghubung antar kabupaten dan provinsi tetangga saat ini 40,3 persen rusak berat.
Alur logistik Bengkulu rendah karena kondisi infrastruktur jalan penghubung antar kabupaten dan provinsi tetangga saat ini 40,3 persen rusak berat.

Liputan6.com, Bengkulu- Provinsi Bengkulu sebagai salah satu wilayah yang masih memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, saat ini terus berjuang untuk menjadi daerah potensial sebagai penggerak ekonomi di kawasan Barat Indonesia.

Wakil Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, potensi ekonomi Bengkulu yang luar biasa masih belum tergarap secara maksimal. Kendala utama yang dihadapi saat ini adalah aksesibilitas yang sangat terbatas. Kondisi infrastruktur jalan penghubung antar kabupaten dan provinsi tetangga saat ini 40,3 persen rusak berat.

"Keterbatasan infrastruktur membuat distribusi barang sangat rendah," ujar Rohidin disela sela serah terima jabatan kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Selasa (2/11/2016).

Meskipun pertumbuhan ekonomi Bengkulu saat ini terhitung tinggi dan inflasi  dalam kondisi stabil, tetapi angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di Bengkulu masih berada di atas rata-rata nasional.

Ini dipicu kondisi topografi Bengkulu yang dikepung jajaran bukit barisan di sebelah timur dan Samudra Hindia di sebelah barat.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas mengaku prihatin terhadap kondisi infrastruktur Bengkulu. Meskipun pemerintah saat ini tengah melakukan perbaikan jalan lintas penghubung atau sodetan antara Bengkulu dengan provinsi tetangga, tidak akan berdampak secara langsung terhadap perekonomian Bengkulu secara regional.

Masalah lain yang menghadang daerah ini untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi adalah pelabuhan yang saat ini dalam kondisi pendangkalan alur. Lalu lintas logistik dan aktifitas ekspor barang menjadi terganggu. Efeknya tentu saja terhadap laju inflasi.

"Harus dilakukan riset secara regional sebagai aspek parsial untuk mengidentifikasi tantangan dan merumuskam opsi kebijakan terhadap perekonomian Bengkulu," ungkap Ronald. (Yuliardi Hardjo Putra/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya