Rupiah Bergejolak, OJK Yakin Bank di RI Masih Tahan Banting

Tingkat pinjaman atau utang luar negeri dari bank nasional menurun sehingga OJK optimistis terhadap daya tahan bank terhadap krisis.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Nov 2016, 11:30 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2016, 11:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, daya tahan perbankan nasional terhadap gejolak nilai tukar rupiah paska kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) masih sangat kuat. OJK bahkan pernah menguji atau stress test bank di level rupiah paling ekstrem.

Anggota Dewan Komisioner OJK selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Nelson Tampubolon menyampaikan hal tersebut dalam acara Sosialisasi Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan dan Forum Anti Fraud.

Dia mengungkapkan, tingkat pinjaman atau utang luar negeri dari perbankan nasional semakin menurun dibanding sebelumnya. Dengan kondisi ini, Nelson optimistis terhadap daya tahan perbankan terhadap krisis.

"Pada waktu kurs rupiah melemah tajam di 2014, hampir di atas Rp 14.000 per dolar AS, (ketahanan perbankan) kuat. Apalagi sekarang dengan kondisi pinjaman luar negeri semakin mengecil, tentu mereka lebih mudah, tidak ada masalah," ujar Nelson di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (14/11/2016).

Ia mengakui, OJK telah melakukan stress test atau uji kekuatan sebuah bank dalam melewati krisis. Stress test ini, kata Nelson, dijalankan dengan menggunakan level kurs rupiah paling buruk.

"Stress test kita pakai yang paling buruk. Pernah bikin stress test dengan level rupiah sampai 17.000 per dolar AS, dan hasilnya industri perbankan tetap kuat," tegas Nelson.

"Paling satu dua bank BUKU 2 kalau tidak salah ingat yang kena dampak. Tapi itu level ekstrem Rp 17.000 per dolar AS, sekarang masih jauh di bawah Rp 13.500 saja belum," tutur dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya