30 Persen Dana Repatriasi ke Sektor Riil Dongkrak Ekonomi RI

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menuturkan, alokasi dana repatriasi akan berkualitas bila diikuti penurunan kredit bank.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Des 2016, 15:14 WIB
Diterbitkan 08 Des 2016, 15:14 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen pada 2017. Namun angka itu bisa lebih tinggi jika berbagai peluang yang dimiliki pemerintah bisa dimanfaatkan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menuturkan salah satu peluang yang memiliki potensi sumbangan ke pertumbuhan ekonomi nasional adalah pemanfaatan dana repatriasi dari program tax amnesty.

Sesuai dengan kajian yang dilakukan, dari dana repatriasi yang terkumpul selama program tax amnesty periode 1 dan 2 akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi jika sebagian dialokasikan untuk investasi di sektor riil.

"Karena periode 1 dan kemudian periode 2 selesai pada Desember, kita harapkan 30 persen dana repatriasi bisa dialokasikan ke sektor riill, maka GDP bisa bertambah 0,36 persen dari base line," papar Bambang di kantornya, Kamis (8/12/2016).

Bambang menuturkan, investasi di sektor rill tersebut seperti halnya diarahkan untuk investasi proyek-proyek infrastruktur, industri manufaktur, industri jasa, properti dan lain sebagainya.

Untuk mendukung hal itu, pemerintah mencoba terus melakukan deregulasi agar investasi bisa berjalan dengan cepat. Karena menurut Bambang, investasi menjadi salah satu kunci sukses memeprtahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkualitas.

Bambang menambahkan, alokasi dana repatriasi itu akan lebih berkualitas jika diikuti dengan penurunan kredit di perbankan. Menurut Bambang, kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia tidak cukup.

"Untuk itu langkah tambahan yaitu diikuti dengan efisiensi yang dilakukan perbankan, penurunan bunga simpanan itu penting agar orang tidak investasi di deposito saja. Dengan bank efisien, itu bisa menurunkan bunga kredit," tutur Bambang. (Yas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya