Gunakan Gas Pertamina, KAI Jadi Lebih Efisien

KAI sedang bekerja sama dengan Pertamina. Dalam kerja sama ini, KAI akan menggunakan LNG sebagai sumber energi di kereta pembangkit.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Des 2016, 17:36 WIB
Diterbitkan 20 Des 2016, 17:36 WIB
Uji coba penggunaan LNG untuk kereta pembangkit, di Stasiun Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/12/2016).
Uji coba penggunaan LNG untuk kereta pembangkit, di Stasiun Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/12/2016).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah melakukan uji coba penggunaan gas alam cair atau Liqufied Natural Gas (LNG) pada kereta pembangkitan. Dengan menggunakan bahan bakar gas (BBG) tersebut diperkirakan akan menciptakan penghematan hingga milyaran rupiah.

Corporate Deputy Director Of Technical Engineering and Rolling Stock Assets PT KAI Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, dalam setiap rangkaian kereta terdapat kereta pembangkit. Adanya kereta pembangkit tersebut untuk memasok listrik ke seluruh rangkaian kereta api.

Saat ini, KAI sedang bekerja sama dengan Pertamina. Dalam kerja sama ini, KAI akan menggunakan LNG sebagai sumber energi di kereta pembangkit. Selama ini KAI menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk memasok energi ke kereta pembangkit. 

Menurut Dwiyana, bahan bakar memiliki porsi 30 persen dari biaya pokok produksi KAI. Saat ini konsumsi Solar untuk kereta di wilayah Jawa mencapai 200 juta liter per tahun.

"Solar yang kebutuhannya mencapai 200 juta liter per tahun itu porsinya mencapai 30 persen dari biaya operasional, kata dia dalam Uji Coba Penggunaan LNG ‎pada Kereta, di Stasiun Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/12/2016).

Menurut Dwiyana, dengan adanya konversi BBM ke BBG pada kereta pembangkit , maka akan menciptakan efisiensi yang cukup besar. Dari hitungan yang dibuat oleh KAI, penghematan tersebut mencapai miliaran rupiah.

"Aspek ekonomi dari hitungan kita akan terjadi efisiensi luar biasa. Kami optimistis dengan penyempurnaan ini nilai keekonomian dari konversi ke LNG menggantikan Solar bisa terjadi. Harapan kami bisa bermanfaat untuk semua," jelas Dwiyana.

Namun, Dwiyana belum bisa menyebutkan angka pasti besaran penghematan, karena KAI bersama Pertamina masih melakukan uji coba untuk membuktikan aspek ekonomi penggunaan BBG tersebut.

Selain menghemat, penggunaan LNG merupakan langkah KAI untuk menjaga lingkungan. Karena penggunaan LNG lebih ramah lingkungan, hal ini sesuai dengan visi misi KAI. "Selain efisiensi juga isu lingkungan, ini konsern kami karena isu lingkungan jadi program visi misi kami," ‎tambahnya.

‎Berdasarkan data Pertamina dengan menggunakan LNG pada kereta, akan menghemat penggunaan solar 160 juta liter per tahun, dari saat ini 200 juta per tahun. Diperkirakan penghematannya mencapai Rp 84,5 miliar. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya