Produk Rokok Ini Rogoh Kocek Rp 1,91 Triliun Buat Iklan di TV

Belanja iklan televisi sepanjang 2016 mampu naik 33,52 persen jika dibanding dengan tahu sebelumnya.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Jan 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2017, 08:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT Sigi Kaca Pariwara, pengembang produk aplikasi Adstensity yang merupakan media monitoring iklan di televisi, mengungkapkan bahwa produk atau merek dengan belanja iklan di televisi tertinggi pada 2016 adalah Djarum. Sepanjang 2016, total belanja iklan Djarum mencapai Rp 1,91 triliun.

Seperti dikutip dari keterangan PT Sigi Kaca Pariwara, Jumat (13/1/2017), urutan kedua produk yang mengeluarkan dana paling besar untuk belanja iklan di televisi adalah Walls dengan total belanja iklan sebesar Rp 1,63 triliun. Peringkat ketiga adalah Pepsodent yang mengeluarkan dana belanja iklan sebesar Rp 1,34 triliun.

Selanjutnya produk Gudang Garam dan Pond’s dengan total belanja iklan masing-masing sebesar Rp 1,32 triliun dan Rp 1,27 triliun. Sampoerna dan Lifebuoy menjadi pengiklan terbesar keenam dan ketujuh dengan total belanja iklan sebesar Rp 1,25 triliun dan Rp 1,22 triliun.

Dilihat dari titik iklan yang paling sering muncul di televisi, di posisi paling sering muncul di televisi ternyata justru bukan merek yang paling banyak mengeluarkan biaya iklan yaitu Djarum. Di posisi pertama mereka yang paling sering muncul adalah Walls dengan 66.114 titik iklan yang mengeluarkan dana belanja iklan sebagai nomor dua terbanyak.

Selanjutnya ada Pepsodent dan Pond’s masing-masing dengan 55.677 titik iklan dan 51.566 titik iklan. Brand Djarum yang paling banyak mengeluarkan dana belanja iklan berada di posisi keempat dengan 43.062 titik iklan. Sementara di posisi kelima yang paling banyak muncul di TV adalah merek Lifebuoy dengan 42.756 titik iklan.

Adstensity juga mencatat, belanja iklan televisi sepanjang 2016 mampu naik 33,52 persen jika dibanding dengan tahu sebelumnya. Total belanja iklan televisi mencapai Rp 96,8 triliun pada 2016. Sedangkan pada tahun sebelumnya tercatat hanya Rp 72,5 triliun.

Industri bevarage seperti minuman kemasan, minuman sachet, yoghurt, es krim, atau yang lainya masih menjadi yang tertinggi dengan belanja iklan. Industri tersebut mengeluarkan dana hingga Rp 20,7 triliun untuk beriklan di televisi. Angka tersebut tumbuh 32,98 persen jika dibanding tahun 2015 yang tercatat Rp 15,57 triliun.

Industri lain yang juga merogoh kocek cukup dalam untuk beriklan di televisi adalah industri personal care atau yang lebih dikenal dengan industri perawatan tubuh. Produk-produk seperti shampo, sabun, pembersih wajah, dan lainnya banyak beriklan di televisi.

Total belanja iklan televisi industri perawatan tubuh di 2016 mencapai Rp 17,8 triliun, tumbuh 42,67 persen dari tahun sebelumnya. Pada 2015, belanja iklan produk perawatan tubuh tercatat Rp 12,9 triliun.

Industri terbesar ketiga dalam belanja iklan yaitu industri refined food atau industri makanan olahan seperti snack, wafer, seral, mie instant, dan lainnya. Total belanja iklan industri ini mencapai Rp 10,5 triliun, tumbuh sebesar 53,74 persen dari 2015 yang hanya sebesar Rp 6,87 triliun.

Sedangkan industri farmasi seperti obat-oabtan, suplement, dan lainnya menempati peringkat keempat dengan total belanja iklan sebesar Rp 6,3 triliun dan tumbuh sebesar 29,51 persen jika dibanding tahun sebelumnya yang tercatat Rp 4,9 triliun. (Gdn/ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya