Harga Emas Sentuh Posisi Tertinggi Sejak November

Harga emas juga menguat seiring melemahnya Dolar AS yang sejak awal tahun telihat secara konsisten melemah.

oleh Nurmayanti diperbarui 07 Feb 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2017, 06:45 WIB

Liputan6.com, New York - Harga emas melonjak 1 persen pada perdagangan di awal pekan, ke posisi tertinggi dalam hampir tiga bulan karena kekhawatiran tentang kondisi politik di Amerika Serikat dan Eropa serta melemahnya Dolar.

Harga emas di pasar Spot naik 1,1 persen menjadi US$ 1.233,01 per ounce,
setelah menyentuh US$ 1.233,80. Sementara harga emas berjangka AS ditutup naik 0,9 persen menjadi US$ 1.232,10 per ounce.

Ketidakpastian politik di Amerika Serikat dipicu kebijakan Presiden Donald Trump. Kebijakan yang paling kontroversial terkait larangan masuk kepada warga dari tujuh negara Muslim. Meski kemudian, seorang hakim AS membatalkan kebijakan tersebut pada Jumat pekan lalu.

"Euforia di awal pemerintahan Trump tampaknya memudar dan pemilu di Eropa membuat orang gugup. Ketidakpastian berarti kabar baik bagi harga emas, " kata Warren Patterson, Ahli Strategi Komoditas ING.

Dia menambahakan, harga emas juga menguat seiring melemahnya Dolar AS yang sejak awal tahun telihat secara konsisten melemah. Dolar telah jatuh hingga 3 persen terhadap sekeranjang mata uang lain sejak 3 Januari.

Itu sebagian karena ekspektasi jika Bank Sentral AS akan masih menunggu untuk melihat apa yang terjadi pada kondisi politik dan ekonomi setelah rilisnya laporan pekerjaan bulanan pada pekan lalu.

"Namun permintaan fisik dari (konsumen atas) di China dan India masih lemah sehingga berdampak negatif untuk emas, " tambah dia.

Di sisi lain, pelaksanaan Pemilu di Belanda, Perancis dan Jerman pada tahun ini ikut  menambah kekawatiran.

"Emas bisa naik menuju resistance selanjutnya level US$ 1.250 mendatang," jelas Fawad Razaqzada, Technical Analyst Forex.com.    

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya