Liputan6.com, Jakarta - Hyperloop Transportation Technologies (HTT) telah menandatangani kontrak untuk studi kelayakan (feasibility study) dengan investor swasta untuk melakukan eksplorasi pembangunan transportasi tercepat di Indonesia. Nilai dari kontrak tersebut mencapai US$ 2,5 juta atau Rp 33,47 miliar (estimasi kurs 13.388 per dolar AS).
Studi kelayakan tersebut akan berfokus di Jakarta serta eksplorasi penuh dari transportasi Hyperloop yang menghubungkan Jawa dan Sumatera.
Chairman Hyperloop Transportation Technologies Bibop Gresta menjelaskan, Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Total jumlah penduduk di Indonesia lebih dari 260 juta jiwa. Sedangkan di Jakarta sendiri populasi lebih dari 10 juta jiwa.
Advertisement
Baca Juga
Tentu saja, dengan populasi yang sangat padat tersebut Indonesia terutama Jakarta pasti menghadapi permasalahan kemacetan yang sangat parah. Berbagai riset mengungkapkan bahwa untuk perjalanan pergi dan pulang ke suatu tempat membutuhkan waktu mencapai empat jam.
“Indonesia dan Jakarta pada khususnya, merupakan salah satu area dengan populasi terpadat di dunia,” ujar Bibop. "Dengan lalu lintas dan kemacetan yang menjadi isu besar di sini, Hyperloop akan menjadi transformasi yang menggembirakan bagi wilayah tersebut," tambah dia.
Menurut Bibop, sistem Hyperloop bisa menyelesaikan masalah kemacetan dan juga waktu tempuh perjalanan yang cukup lama tersebut. Hyperloop merupakan transportasi massal dengan kecepatan mencapai 750 mil per jam atau 1.207 km per jam. Kecepatannya mengalahkan pesawat terbang.
Ia mencontohkan, dengan Hyperloop, perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta akan memakan waktu kurang lebih 25 menit, jika dibandingkan dengan menggunakan mobil yang dapat memakan waktu hingga hampir 10 jam.
Jakarta menuju Bandung hanya akan memakan waktu 9 menit, jika dibandingkan dengan yang biasanya memakan waktu hingga 2,5 jam. Hyperloop yang menghubungkan Soekarno-Hatta International Airport dengan pusat Kota Jakarta hanya akan memakan waktu 5 menit.
Dwi Putranto Sulaksono, founder Dwiyuna Jaya Foundation yang merupakan rekan lokal dari Hyperloop Transportation Technologies menjelaskan, Hyperloop akan mempengaruhi keseluruhan spektrum kehidupan, dari bisnis hingga kualitas keberlanjutan kehidupan.
untuk diketahui, Hyperloop Transportation Technologies didirikan pada bulan November 2013. Perusahaan ini berawal dari JumpStartFund-a crowdfunding yang unik dan platform crowdsourcing inkubator yang menggunakan pengetahuan kolektif dan aset untuk membuat ide-ide seperti Hyperloop menjadi kenyataan.
Hyperloop Transportation Technologies memiliki perjanjian eksklusif dengan Lawrence Livermore National Laboratory untuk menggunakan sistem levitasi magnetik pasif mereka sebagai dasar dari desain dan konstruksi Hyperloop yang murah, sadar keselamatan.